Mohon tunggu...
Dian EkaSafitri
Dian EkaSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dian Eka Safitri mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Lapangan pada KOPTI Pembuatan Tahu dan Tempe di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat

4 Juli 2023   23:05 Diperbarui: 5 Juli 2023   00:39 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari selasa 27 juni 2023, saya melakukan penelitian didaerah semanan, kalideres jakarta barat bersama teman-teman. Kami melaksanakan wawancara kepada salah satu pengusaha tempe, tahu dan kedelai yaitu bapak syahroni selaku pengusaha tempe dan kedelai. Beliau mulai menekuni pembuatan tempe sejak tahun 1994 hingga sekarang selain pengusaha pembuatan tempe beliau juga merupakan penjual atau supplier kedelai untuk masyarakat pengrajin tempe didaerah jakarta barat yang mulai beliau tekuni sejak 2016 hingga saat ini.

Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Pengantar Pengembangan Masyarakat oleh dosen pengampu bapak M. Jufri Halim S. Ag, M. Si. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini kami mengunjungi KOPTI (Koperasi Tempe Tahu Indonesia) di Daerah Jakarta Barat. KOPTI ini merupakan salah satu produsen yang mempunyai kesamaan dan kepentingan bersama, yaitu pembelian kedelai untuk pembuatan tahu dan tempe. 

Adanya KOPTI ini merupakan salah satu pengembagan masyarakat yang didukung oleh pemerintah  atas dasar andil pemerintah terhadap para pengusaha-pengusaha tempe dan tahu didaerah jakarta barat dan merupakan aspek pengembangan masyarakat dari pemerintah. Mulai adanya KOPTI di Daerah Jakarta Barat ini berdiri pada tahun 1991-1994 hingga saat ini. Dengan adanya perumahan kopti ini menjadikan pengusaha-pengusaha tahu dan tempe lebih solid, kompak, dan lebih gampang dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

Bapak Syahroni ini merupakan salah satu pengusaha tempe dan kedelai didaerah kawasan Jakarta Barat, beliau mulai mendalami karirnya sejak tahun 1994 hingga sekarang. Bapak syahroni mulai menekuni ini semenjak di usia muda, awal mula beliau menekuni pembuatan tempe dan tahu ini karena mengikuti saudara setelah menguasai ilmunya beliau mulai mendirikan sendiri usaha pembuatan tempe. 

Selain itu Bapak Syahroni juga mulai menekuni usaha ini karena tahu dan tempe ini merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Pembuatan tempe oleh Bapak Syahroni ini sudah menggunakan mesin dan ada sebagian yang masih menggunakan cara tradisional. Bapak syahroni ini memperkerjakan hanya satu orang yaitu keponakannya. pemasaran tempe yang Bapak Syahroni produksi masih sekitaran jakarta khususnya rumah makan. 

 Keseluruhan kedelai yang beliau pakai adalah dari negara Amerika karena di Indonesia sendiri masih kurang pengelolaan kedelai. Kedelai di Indonesia hanya ada 20% sehingga tidak mencukupi kebutuhan kedelai keselururuhan Indonesia sehingga pengusaha tempe dan tahu memilih untuk impor kedelai dari Amerika. Selain kedelai ini menjadi tempe dan tahu kedelai ini juga bisa menjadi susu, kripik, dan kecambah (taoge) akan tetapi Bapak Syahroni ini hanya mengelola kedelai sebagai tempe saja.

Dalam penjualan tempe dan kedelai Bapak Syahroni dan masyarakat KOPTI memiliki kendala yaitu diharga kacang kedelai. Kacang Kedelai yang di pakai oleh Bapak Syahroni impor dari Amerika sehingga harga kacang kedelai ini mahal karena mengikuti nilai dollar selain mengikuti harga dollar masa panen menjadi salah satu faktor bahwa harga kedelai mahal karena jika masa panen di Amerika bagus maka harga murah sebaliknya jika masa panen gagal maka harga kacang kedelai impor menjadi mahal. 

Pada saat kenaikan harga kedelai Bapak Syahroni dan warga setempat memliki harapan kepada pemerintah agar harga kedelai tetap stabil dan diambil lagi oleh pemerintah. Dan swasembada pangan khususnya pada kedelai di Indonesia ditingkatkan lagi agar pengusaha-pengusaha tempe dan tahu tidak membeli kedelai impor.

Dengan adanya perumahan KOPTI ini atas dasar pemerintah, masyarakat khususnya pengusaha-pengusaha tempe dan tahu di jakarta barat menjadi  membantu masyarakat perekonomian masyarakat, lebih kompak, dan lebih gampang dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun