Mohon tunggu...
Wahyu Dian Andriana
Wahyu Dian Andriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ayo, berliterasi!

Pecinta Negeri Literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gelora Semangat Sebagai Wujud Apresiasi Aksi Kepemudaan di Nusantara

23 Oktober 2021   09:30 Diperbarui: 23 Oktober 2021   09:34 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi penerus bangsa yang selalu menanamkan semangat dalam dirinya adalah wujud simbolisasi dari aksi kepemudaan pada 28 Oktober 1928. Sebagai wujud simbolisasi dari aksi kepemudaan, generasi penerus bangsa harus terus berupaya dan berjuang untuk memberikan kontribusinya dalam membangun Indonesia. Generasi penerus bangsa dapat memberikan kontribusinya dengan cara memberikan apresiasi pada setiap bulan Oktober. Apresiasi tersebut menjadi penanda berkumandangnya ikrar para pemuda nusantara dalam Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda dikenal sebagai suatu peristiwa yang kental dengan sikap semangat pemuda yang bergelora. Gagasan para pemuda Indonesia yang menjadi bumbu dari peristiwa itu, berhasil menyatukan tiga cita-cita bangsa Indonesia dalam satu sumpah. Prosesi penyatuan tiga cita-cita tersebut dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemoeda Ke-II.

Impresi Ikrar Sumpah Pemuda

Lahirnya ikrar Sumpah Pemuda tidak terlepas dari peran para pemuda nusantara dari berbagai daerah di Indonesia. Sugondo Djojopuspito, selaku ketua Kongres Pemoeda Ke-II terus memberikan dorongan dan energi positif kepada pemuda lainnya. Dorongan dan energi positif tersebut, berupa ajakan untuk selalu memegang prinsip. Dengan begitu, diharapkan sikap semangat para pemuda Indonesia dapat terus berpacu seiring dengan keinginan dan tujuan utama dari Kongres Pemoeda ini.

Tujuan utama dari Kongres Pemoeda ini adalah untuk mempersatukan dan menyatukan tekad, kekuatan, ketangguhan, jiwa nasionalisme, dan sebagainya dari pemuda-pemudi di Nusantara. Hal tersebut pastinya dilatarbelakangi oleh adanya sikap perjuangan dari pemuda pemudi Indonesia dalam membentengi diri maupun bangsa Indonesia dari penjajah. Tujuan dan latar belakang tersebut kemudian dituangkan dalam tiga ikrar Sumpah Pemuda

"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia."

"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia."

"Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia."

Tiga ikrar Sumpah Pemuda itu memiliki impresi yang kuat bagi generasi penerus bangsa. Impresi tersebut dapat terlihat ketika sikap malas tertanam dalam diri generasi penerus bangsa. Hal tersebut dapat menjadi boomerang bagi diri sendiri karena secara tidak langsung  generasi bangsa akan terus dipermalukan oleh hasil pencapaian dari perjuangan pemuda Indonesia saat itu. Dengan demikian, ikrar sumpah pemuda dapat memberikan impresi yang positif bagi generasi bangsa.

Tidak Ada Bangsa Hebat Tanpa Pemuda yang Kuat

Ibarat manusia bertulang baja. Metafora itulah yang cocok untuk menggambarkan kekuatan pemuda Indonesia. Meskipun sudah berlumuran darah sekali pun, para pemuda Indonesia tidak gentar untuk melancarkan gencatan senjata. Walaupun nyawa menjadi taruhannya, mereka tidak pernah bergerak mundur. Maka dari itu, perlu diakui bahwa bangsa yang hebat lahir dari pemuda yang penuh dengan tekad.

Perwujudan Gelora Semangat dalam Aksi Kepemudaan

Tidak ingin disebut sebagai generasi yang durhaka karena melupakan jasa para pahlawan. Maka dari itu, sebagai generasi penerus bangsa harus meneruskan perjuangan dari para pahlawan sebelumnya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara saling menjaga dan menggenggam tangan satu sama lain. Ibarat pemuda Indonesia dalam Kongres Pemoeda tersebut yang senantiasa merangkul para pemuda dari berbagai daerah. Melalui cara tersebut, sikap nasionalisme dan patriotisme akan selalu tertanam dalam benak masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun