Dalam dakwahnya, Walisongo menggunakan berbagai pendekatan dakwah yang diadaptasi dari budaya lokal dan sesuai dengan ajaran Islam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surah An-Nahl (16:125): "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik..." Pendekatan ini mencakup metode al-hikmah, yaitu dakwah yang bijaksana, atraktif, dan populer untuk menarik perhatian masyarakat awam. Selain itu, salah satu metode yang terkenal adalah penggunaan seni dan budaya sebagai media dakwah. Contohnya, Sunan Kalijaga yang memanfaatkan wayang kulit dan gamelan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan Islam.
Selain itu, Walisongo juga mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan dan pembinaan masyarakat. Islam diajarkan secara bertahap untuk mengurangi resistensi dari masyarakat yang telah lama menganut kepercayaan lama. Kehidupan sederhana dan sikap toleran mereka juga menjadi teladan yang menarik perhatian masyarakat Jawa untuk memeluk Islam. Dengan strategi ini, Walisongo berhasil mentransformasi kepercayaan dan budaya masyarakat Jawa menuju Islam, seraya menjaga harmoni dengan tradisi lokal. Transformasi ini menjadi salah satu tonggak penting penyebaran Islam di Jawa, dan bukti bahwa pendekatan dakwah yang bijaksana mampu menjawab tantangan sosial dan budaya pada masanya.
Jadi bagaimana menurut kalian? Apakah makna 'Jahiliyah' dalam konteks masyarakat Makkah sebelum datangnya Islam dapat disamakan dengan konteks masyarakat Jawa sebelum ajaran Islam disebar luaskan oleh Walisongo?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H