Mohon tunggu...
Diandra Larisa Pusponegoro
Diandra Larisa Pusponegoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Efektivitas Dana Usaha Makanan dalam Pelaksanaan Program kerja

18 Juni 2024   23:35 Diperbarui: 18 Juni 2024   23:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bagi mahasiswa maupun mahasiswi yang mengikuti sebuah organisasi atau kepanitiaan dalam lingkungan universitas pasti sudah tidak asing dengan dana usaha atau yang biasa akrab disebut dengan danus. Kegiatan danusan ini sudah menjadi hal yang umum, lumrah, dan tidak asing jika kita dengar karena sudah sering dijumpai saat berada di kampus meskipun tidak aktif dalam mengikuti kegiatan seperti organisasi atau kepanitiaan yang ada di kampus. Danusan atau dana usaha sendiri merupakan salah satu cara panitia dalam suatu program kerja yang dapat dikatakan menjanjikan untuk mendapatkan dana atau pundi-pundi guna untuk mencapai target yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari sebuah acara atau program kerja yang dilaksanakan oleh suatu organisasi.

Salah satu bentuk danusan yang paling sering kita jumpai dan paling sering dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi universitas adalah danusan dalam bentuk menjual makanan. Dapat dikatakan danusan berupa makanan merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan jika kita lihat dari langkah-langkah yang dilakukan, yaitu mencari supplier yang tepat dengan harga yang terjangkau, membeli dengan jumlah besar, mengambil dari rumah atau melakukan COD dengan supplier, lalu yang terakhir menjual kembali makanan tersebut dengan mengambil keuntungan sekian persen dari harga yang dipatok oleh supplier ketika kita membeli. Mungkin memang terdengar mudah dan sederhana, namun langkah-langkah ini belum termasuk dengan jerih payah dari para panitia yang ikut berpartisipasi dalam dana usaha yang dilakukan guna mencari cuan untuk program kerja.

Belajar dari pengalaman menjalankan danusan makanan dengan varian makanan yang paling sering kita temui untuk dijual saat danusan, yaitu bomboloni dan risol mayo, ada kalanya mendapatkan hari dimana membutuhkan effort lebih untuk menghabiskan persediaan yang ada. Hal ini bisa terjadi saat banyaknya kepanitiaan yang sedang berjalan yang dapat membuat semakin banyak kompetitor dengan ragam produk yang sama. Misalnya, ketika pembeli sudah membeli risol mayo di penjual A, dia tidak akan membeli lagi ke penjual B. Faktor lainnya juga dapat terjadi jika pembeli sudah mulai bosan dengan produk yang dijual. Jika terjadi hal tersebut, penjual harus melakukan effort lebih dalam melakukan promosi jualan, seperti berkeliling di sekitar kampus atau melakukan promosi melalui media sosial dan group chat berisi teman-teman satu kampus sehingga dapat menarik pembeli yang belum membeli danusan tersebut hari ini.

Setelah melihat lika-liku jerih payah saat menjalankan danusan, apakah danusan masih efektif dalam pencarian dana untuk suatu program kerja? apakah danusan masih terbilang worth it untuk dilakukan dengan pengorbanan yang bisa dikatakan lumayan berat dan untung yang didapat biasanya juga tidak terlalu banyak? jika dipikirkan kembali, danusan masih sangat efektif untuk dilakukan dalam mencari cuan untuk suatu program kerja. Mengapa dapat dikatakan demikian? karena danusan merupakan cara paling mudah untuk mencari dana jika dibandingkan dengan cara lain, seperti mencari sponsor maupun donatur yang tingkat kesuksesan mendapatkannya jauh lebih kecil daripada melakukan danusan dan effort yang dikeluarkan juga lebih besar lagi. Jadi, dapat dikatakan melakukan danusan masih efektif untuk dilakukan. Untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan dalam danusan, dalam konteks danusan makanan, para panitia juga dapat mencari ide baru makanan yang sedang trend dan belum ada atau belum banyak yang menjual. Cara mencari ide tersebut bisa dengan mencari referensi lewat sosial media seperti tiktok atau twitter.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun