Mohon tunggu...
Diandra Fathan Rizqullah
Diandra Fathan Rizqullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - ISI Surakarta

Mahasiswa Film dan Televisi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Batik Uweg: Berawal dari Hama Hingga Menorehkan ke Canting

31 Desember 2024   23:24 Diperbarui: 31 Desember 2024   23:24 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Tiara Lestari, Ketua Kelompok Batik Uweg)

Awal Munculnya Batik Uweg

     Melalui sesi wawancara, asal mula nama Batik Uweg didapat dari penghargaan pengendalian hama tikus dengan burung hantu/manuk uweg(dalam bahasa Jawa) dan menggunakan bunga matahari. Dari situlah Tiara Lestari ingin menjadikan hal tersebut ikon dan seni Desa Purworejo lewat batik tulis. Saat ini Batik Uweg berisi motif burung hantu dan matahari sebagai ikon utamanya.

     Mulai memproduksi Batik Uweg pada Februari 2021. Tiara Lestari mengangkat Batik Uweg pada event Pemuda Pelopor Magetan 2021 dan menjadi Juara 2. Hal tersebut menjadi nilai lebih dalam pengembangan usaha miliknya.

     Batik Uweg menjadi salah satu batik tulis yang bergambar burung hantu dan bunga matahari di wilayah Nguntoronadi dan Kabupaten Magetan. Menurutnya, di Magetan sendiri kebanyakan motif batik bergambar bunga, buah-buahan, dan tanaman. Yang masih bergambar hewan burung khususnya burung hantu masih Desa Purworejo. 

Proses Pembuatan Batik Uweg

     Yang pertama adalah menggambar atau ngeblat. Menggambar motifnya dengan kasar lalu merapikannya, setelah itu baru menggambar lagi dengan canting. Saat selesai baru dibentangkan dan masuk pada proses pewarnaan kemudian kering lalu diberi water glossy kurang lebih 2 jam, direbus untuk menghilangkan sisa malam atau sisa cantingan tadi.  Setelah kainnya kering baru siap untuk di packing.

     Adapun cara menjaga kualitasnya lewat pemilihan kain, kualitas kain yang dipilih bagus dan tidak panas. Menurut Tiara, kain batik itu identik panas dan krasak-krasak. Disisi lain konsumen dapat memilih kualitas kain berdasarkan harga yang ditentukan. Dalam sehari pembuatan Batik Uweg, Tiara dan kelompoknya bisa mendapatkan 7 kain batik. 

(Sumber: Tiara Lestari, Ketua Kelompok Batik Uweg)
(Sumber: Tiara Lestari, Ketua Kelompok Batik Uweg)

     Tiara juga menjelaskan bahwa usaha miliknya bisa dipesan sesuai request motif burung hantu, bunga matahari, dan campur tergantung dari konsumen. "Kemarin yang terakhir itu mendapat pesenan dari luar kota juga untuk acara pernikahan, jadi seragam keluarga, dan juga karang taruna" Ujar Tiara.

Dukungan dan Pesan Untuk Pemerintah

     Produksi Batik Uweg masih didukung penuh oleh Pemerintah Desa Purworejo, dari awal berdirinya hingga sekarang. Mulai dari pendanaan dan pemasaran produk tersebut. Kelompok Batik Uweg dan pemerintah desa saling bekerjasama untuk keberlangsungan dan keberlanjutan Batik Uweg Desa Purworejo agar tetap konsisten dan berkembang.

     Pesan dari Tiara Lestari sebagai ketua kelompok, tetap membantu kami selaku umkm terutama membantu untuk memasarkan atau distribusi produk yang dihasilkan di wilayah Nguntoronadi bahkan wilayah Kabupaten Magetan.

(Sumber: Tiara Lestari, Ketua Kelompok Batik Uweg)
(Sumber: Tiara Lestari, Ketua Kelompok Batik Uweg)
Diandra Fathan Rizqullah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun