Mohon tunggu...
Dian Handayani Putri
Dian Handayani Putri Mohon Tunggu... -

ambiguous...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hanya Waktu yang Tahu Nilai Sebuah Cinta

7 Oktober 2011   08:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:14 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CINTA adalah sosok yang memiliki sahabat-sahabat yang amat baik yaitu KEKAYAAN, KEBAHAGIAAN, KETAMPANAN dan PERHATIAN.

Kini dalam keadaan panik terdesak, CINTA dibiarkan menangis sendiri, akibat pulau tempat tinggalnya sebentar lagi akan tenggelam. CINTA tidak punya kemampuan untuk berenang. Sebagian penduduk di pulau itu sudah mendapatkan perahu untuk ke pulau seberang. CINTA berlarian kesana kemari berusaha meminta bantuan. Sementara, air sudah semakin tinggi melewati lututnya.

Dalam kebingungan CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.

"KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong saya!" teriak CINTA. KEKAYAAN pun menjawab, "Aduh! Maaf, CINTA, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. aku tak dapat membawamu serta, nanti perahuku ini tenggelam”.

Lalu KEKAYAAN cepat-cepat menjauh pergi meninggalkan CINTA yang sudah hampir tenggelam. Mendengar jawaban itu CINTA sedih sekali.

Kemudian dilihatnya KEBAHAGIAAN lewat dengan perahunya. "KEBAHAGIAAN! Tolong saya!", teriak CINTA. Apa daya KEBAHAGIAAN tidak mendengar jeritan CINTA, Ia terlalu bahagia mendapatkan sebuah perahu, sehingga teriakan minta tolong CINTA  tidak didengarnya sama sekali.

Kini air sudah semakin naik sampai ke pinggang, CINTA semakin panik, tak lama lewatlah KETAMPANAN, "KETAMPANAN! Bawalah saya bersamamu!", teriak CINTA.

Lalu apa jawab KETAMPANAN, "Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. saya tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut KETAMPANAN.

CINTA sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakanku. Saat itu lewatlah PERHATIAN. Lalu CINTA memelas, "Oh, PERHATIAN, bawalah saya bersamamu", kata CINTA.

Lalu apa kata PERHATIAN, "Maaf, CINTA. saya saat ini hanya memperhatikan diri saya sendiri agar selamat", kata PERHATIAN sambil terus mengayuh perahunya.

CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus berharap dan berdoa agar dirinya dapat selamat. Air sudah mulai merayap hingga lehernya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!"

Ternyata seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahu memanggilnya. Dia menawarkan CINTA untuk naik ke perahunya. Lalu Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu dan berlayarlah mereka sampai di pulau terdekat. Setelah menurunkan Cinta akhirnya orang tua itu pun segera pergi begitu saja.

Setelah itu barulah CINTA sadar, Dia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkan dirinya itu. CINTA lalu menanyakan kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

Orang tua tadi itu, “Dia adalah "WAKTU", kata orang itu. “mengapa ia menyelamatkanku? saya tak mengenalnya. Teman-teman baik yang mengenalku pun tak ada yang mau menolongku", tanya CINTA heran.

Sebabnya, kata orang tua di pulau itu "Hanya WAKTU yang tahu berapa nilai sebuah CINTA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun