Mampukah Kartu Prakerja Menghasilkan SDM Premium?

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri” (Q.S Ar-R’ad :11). Kita tahu bahwa masih banyak rakyat yang perlu dipekerjakan untuk menjaga kestabilan kondisi perekonomian sekaligus untuk  meningkatkan kompetensinya. Itulah sesungguhnya peran Negara dan Jajaran Pemerintah diwajibkan harus ada untuk Kemajuan Rakyatnya.

Perlu kita pahami bahwa Fungsi Kartu Prakerja adalah sebagai Kartu Sakti bagi para Calon Pencari Kerja. Yang berkonsep pembekalan pelatihan tenaga kerja, memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan industri. Kartu Prakerja diberikan kepada Calon Tenaga Kerja yang Siap dipekerjakan. Maka dari itu Pemerintah membentuk Project Officer Management (PMO) yaitu organisasi yang menentukan dan menjaga standar dalam manajemen proyek Kartu Pra Kerja.

Kemunculan Kartu Prakerja Gelombang Pertama melalui pendaftaran serentak periode 12April - 16April 2020 mengalami banyak pemberitaan disebutkan bahwa jumlah pendaftar pada gelombang pertama diperkirakan mencapai 5,96 juta dengan 2,78 juta peserta yang lolos namun hanya terdapat kuota 200.000 yang disediakan oleh negara. 

Dan juga konsep pelatihan yang seharusnya offline berubah menjadi online, berupa konten-konten digital berbayar yang dianggap tidak sesuai dengan kompetensi yang diinginkan para penerima kartu prakerja. Peralihan pelatihan dari offline ke online diberikan karena kita sedang berada di kondisi pandemi covid19 yang diharuskan stay at home.

Saya sendiri juga merasa sedikit kecewa dikarenakan metode pelatihan yang tidak sesuai antara rencana dengan realisasinya. Saya sangat berharap Kartu Prakerja adalah solusi nyata dari Negara untuk berperan Aktif dalam mengoptimalkan perlindungan kesejahteraan yang berkelanjutan terhadap Hak Warga Negaranya, terutama dalam pengembangan kompetensi setiap SDM yang siap kerja dan sesuai tujuan pembangunan kali ini yaitu menciptakan SDM dengan kualitas Premium.

Besar Harapan terhadap Realisasi Manfaat dari kartu Prakerja yang nantinya bisa diwujudkan menjadi Kartu Identitas Tenaga Kerja Indonesia sebagai updating visualisasi dari kartu kuning yang diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja yaitu berupa “E-TKI” yang berdampingan dengan kartu elektronik lainnya seperti E-KTP, SmartSIM, BPJS, SKCK dll.

“E-TKI” berlaku seumur hidup yang memuat informasi lengkap layaknya Curiculum Vitae (CV) dan juga memiliki proses updating kompetensi secara realtime sehingga membantu dalam proses rekruitmen. 

Diharapkan juga Platform Aplikasi Kartu Prakerja mampu terhubung dengan whistle blower system pada Departemen Tenaga Kerja bila terjadi Pelanggaran atau wanprestasi atas perjanjian Kerja. Dan sebagai tambahan saran bila insentif kartu prakerja terdapat besaran yang belum digunakan maka bisa dialihkan kepada pembayaran lainnya seperti pembelian atribut kerja seperti Paket Data, seragam kerja, sepatu dan perlengkapan lainnnya yang dibutuhkan dalam bekerja.

Akhir kata semoga kita bisa segera mengakhiri pandemi covid19 agar kita semua dan seluruh elemen Pejabat Negara bisa melaksanakan pekerjaannya berjuang bersama untuk membangun peradaban yang lebih baik untuk Indonesia kedepannya.