Mohon tunggu...
Dian Ayu Lestari
Dian Ayu Lestari Mohon Tunggu... -

I'm a Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Bumi & Kirana #1

5 Agustus 2011   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini terlalu dingin untuk menghangatkan hati Kirana. Wajah ceria yang selalu Ia perlihatkan pada teman-temanya sirna…hatinya terlalu sakit, terlalu perih…ia rapuh…

Tak tau mengapa hari ini dia larut dalam kesedihannya…sangat dalam…

Bumi…ya Bumi….pria yang ia kenal 4 tahun yang lalu…yang membuat 4 tahun terakhirnya begitu berwarna…berarti…dialah yang membuat Kirana jatuh dalam sedihnya

Senang, sedih, suka & duka mereka lalui bersama…begitu banyak hal yang terjadi dalam hidupnya setelah mengenal Bumi. Bumi mengajarkan banyak hal pada Kirana…bagaimana cara menghargai hidup, mensyukuri hidup, belajar dari kegagalan. Ia menyentuh hidup Kirana…membuat Kirana tersenyum ketika ia membutuhkan senyumannya, membuatnya melihat sisi baik dari segala hal ketika Ia jatuh dan terpuruk. Bumi benar-benar berarti dalam hidupnya…

Tak pernah terfikir olehnya untuk melupakan atau menghapus Bumi dari hidupnya...

Siang tadi Kirana mengirim sms untuk Bumi “dul…aku kangeeeen banget sama kamu hari ini, jangan tanya kenapa, karna aku juga ga tau alasannya”…untuk seorang Kirana yang jarang sekali mengungkapkan perasaannya pada Bumi, kata rindu ini mengartikan bahwa dia benar-benar rindu pada Bumi. Ia ingin bumi memeluknya erat saat itu…dan mendekapnya dalam hangat..menenangkan hatinya..

“hahahaha….emang siapa yang mau tanya kenapa”..yah itulah Bumi…kadang dia tak pandai membaca situasi…padahal di seberang sana tangan Kirana bergetar saat harus mengetik sms itu untuknya…

Kirana paham…mungkin saat itu Bumi hanya mengira bahwa Kirana hanya rindu sekedar rindu padanya…tapi tak lama kemudian Bumi mengirim sms kembali untuk Kirana “Aku sayang kamu bodooh”

Kirana tersenyum simpul…tapi tak lama…tanpa Ia sadari air mata telah membanjiri pipinya…tak tau apa yang merasuki Kirana hari itu…ia menangis sejadi jadinya…hatinya seperti diremas…wanita yang selalu menutupi perasaannya ini semakin hari semakin takut…takut hari itu akan tiba…hari dimana Ia tak boleh lagi memiliki Bumi dan harus benar-benar melepas Bumi dari hidupnya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun