Mohon tunggu...
Diana wulan
Diana wulan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuasai Media Maka Kau Akan Kuasai Dunia

7 Desember 2017   22:08 Diperbarui: 7 Desember 2017   22:21 3711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

"Siapa yang menguasai media, dia akan menguasai dunia" 

Kalimat tersebut mampu mendeskripsikan sosok lelaki yang tidak memiliki banyak rambut di kepalanya, kumis tebal yang beliau miliki membuat sebagian besar menilainya "galak". Namun, ketika beliau sudah mulai berinteraksi kepada orang-orang, penilaian mereka terhadapnya jelas berubah, karena ternyata beliau memiliki kepribadian yang jenaka. Lelaki yang berpenampilan bersahaja ini pernah kuliah dan menamatkan pendidikan di Akademi Pariwisata Semarang. Kemudian menyelesaikan  pendidikan sarjana Hukum di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Beliau adalah Rudi Santosa, lahir di Pati lima puluh delapan tahun yang lalu pada tanggal 15 mei 1959. 

Berawal dari tahun 1980 menjadi awal beliau aktif menulis yang dimulai sejak masa kuliah, karena latar belakang kesenangan dan hobinya menulis. Pada akhirnya hal tersebut menjadikan beliau menjadi seorang wartawan dan penulis. Setelah menyelesaikan kuliahnya dan beberapa tahun menjadi seorang wartawan, Rudi akhirnya mencoba untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan akhirnya memulai karir sebagai staf di Departemen Penerangan. Hal tersebut menjadikannya rehat sejenak menjadi seorang wartawan. 

Setelah Departemen Penerangan bubar pada tahun 1999, beliau kembali mencari penghasilan dengan cara lain yang membuatnya kembali terjun menjadi seorang wartawan. Rudi pernah menjadi wartawan dalam berbagai media yaitu : Harian Kartika, Swadesi, Swara Karya, Bahari dan Inspirasi. Sebagai seorang penulis hasil karyanya dimuat diberbagai media cetak khususnya yang beredar di Jawa Tengah. Dalam dunia surat kabar beliau juga menjadi kontributor Suara Merdeka, dan Wawasan. 

Dunia berita telah menjadi makanannya sehari-hari. Menjadi seseorang yang telah lama berkecimpung di dunia pemberitaan membuat beliau paham betul bagaimana menulis berita. Seiring berjalannya waktu, setelah menjadi wartawan dan penulis beliau kembali aktif menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Informasi Komunikasi (INFOKOM) Pemerintah Kabupaten Demak. 

Karirnya mulai menanjak dengan diangkatnya menjadi Kasubag Pemberitaan di lingkungan Pemkab Demak bagian informasi komuniasi. Walaupun beliau berkarir sebagai seorang PNS. Namun, beliau tetap menulis dibuktikan dengan buku karyanya yang menulis tentang bupati Demak pada masa itu. Buku yang beliau ciptakan berjudul "Drs. Hj. Endang Setyaningsih Membangun Kota Wali".

Walaupun beliau memulai karirnya sebagai seorang staf Departemen Penerangan namun, dikalangan pegawai lainnya beliau dikenal sebagai seorang wartawan dan berlatar belakang seorang penulis yang telah berpengalaman. Beberapa tahun menjadi Kepala Sub Bagian (Kasubag) Pemberitaan membuatnya diangkat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkab Demak. 

Lelaki tamatan S1 ini memegang kekuasan pada hubungan masyarakat di Kabupaten Demak selama 7 tahun. Pengalamannya menjadi seorang  wartawan menjadikannya mengenal banyak teman wartawan atau teman redaksi sehingga beliau mampu menjadi seseorang yang selama 7 tahun dipercaya sebagai Kabag Humas Pemkab Demak. Selama 7 tahun dapat diakui kinerja beliau dalam publikasi kinerja Pemerintah Kabupaten Demak menjadi lebih baik dan mengalami kemajuan yang sangat pesat. 

Selama menjabat sebagai seorang Kabag Humas beliau juga mengeluarkan buku. Buku kedua yang beliau tulis didasari meninggalnya bupati Demak Tafta Zani sehingga beliau mendedikasikan dirinya sebagai seorang penulis yang juga menemani Tafta Zani selama masa jabatannya hingga akhir hayatnya dan pada akhirnya beliau membuat buku "Tafta Zani Tokoh Pembangunan" sebagai kado untuk mengingat jasa-jasa dan kerja Tafta Zani sebagai bupati Demak selama 2 periode.

Selama masa jabatannya sebagai Kabag Humas, persaingan jabatan terasa begitu kuat karena banyak orang sangat menginginkan untuk menduduki jabatan yang tinggi. Rudi selalu tampak santai karena beliau menyadari bahwa beliau hanyalah tamatan S1 sedangkan yang lainnya sudah memiliki gelar S2. Namun, ternyata pendidikan tidak membuatnya berhenti pada karir sebagai Kabag tetapi kemampuannya sebagai seorang wartawan dan penulis serta kinerjanya selama ini mampu membuatnya naik jabatan sebagai seorang Staf Ahli Bupati Demak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun