Mohon tunggu...
Diana lola septina
Diana lola septina Mohon Tunggu... Guru - mensana in corpore sano

Physical Education

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat

4 Oktober 2019   16:05 Diperbarui: 4 Oktober 2019   16:21 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Sepuluh tahun yang lalu kami bertemu saat pertama kali masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan. Di situlah kami berkenalan dan saling bertegur sapa satu sama lain. Hari demi hari kita lalui bersama dengan canda tawa, bertukar cerita bahkan sering main bersama. Tidak terasa sudah tiga tahun kita lalui di bangku sekolah banyak hal -- hal yang kami dapat selama di bangku sekolah. Setelah lulus kami bertiga melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu ke perguruan tinggi. Disitulah kami berpisah, tidak satu perguruan tinggi tetapi bukan menjadi permasalahan yang besar bagi kami. Kami masih sering bertemu, masih sering berkomunikasi bahkan setiap kita bertemu selalu tertawa bersama.

            Tahun demi tahun kita lalui bersama, saling bertukar cerita satu sama lain bahkan kami saling memberi saran apabila salah satu diantara kami sedang mengalami kesulitan. Tujuh tahun sudah kita bersahabat, semua sudah kita lalui dari senang, sedih, marah, bahkan sampai kecewa. Pada suatu saat intensitas ketemu kita berkurang dan susah mencari waktu agar kami bisa bertemu. Aku merasa ada hal yang membuat intensitas pertemuan kita ini berkurang, tapi aku masih belum mau untuk menanyakan kepada mereka karena priorotas kita sudah beda, ada hal yang harus lebih dahulu di prioritaskan dibandingkan dengan pertemuan kita. Teman -- teman kita sudah bertambah, pergaulan kita sudah meluas mungkin itu yang membuat intensitas pertemuan kita menjadi berkurang.

            Tahun ke sepuluh persahabatan kita, bukan membuat kita semakin sering bertemu tetapi malah sebaliknya kita jarang bertemu bahkan untuk berkomunikasi saja sudah jarang sekali. Canda tawa yang dulu sudah tidak ada lagi bahkan kabar pun sudah tidak pernah di tanyakan lagi.

            Sudah merasa tidak nyaman dengan situasi persahabatan seperti ini, akhirnya aku memulai untuk menanyakan kepada mereka, kenapa kita jadi seperti orang yang tidak saling kenal bahkan untuk menanyakan kabar saja sudah tidak pernah lagi. Setelah semua sudah di utarakan, akhirnya pekerjaan dan teman baru lah yang menjadi penghambat kita menjadi seperti ini.

            Setelah kita semua sudah mengeluarkan unek -- unek di dalam hati yang mengganjal selama ini, akhirnya kita membuat keputusan supaya persahabatan kita yang sudah terjalin sepuluh tahun ini tidak hancur yaitu memulai kembali semuanya seperti sedia kala. Mulai intens berkomunikasi dan menjadwalkan untuk bertemu dan bertukar cerita minimal seminggu sekali agar kejadian yang sudah terjadi tidak terulang kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun