Mohon tunggu...
Diana Septiani
Diana Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi dari UIN jakarta, hobi saya berfoto, saya mengikuti organisasi kampus yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai peserta ka, dan mengikuti Riungan Mahasiswa asal Sukabumi (RIMASI).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Dakwah

22 September 2024   20:48 Diperbarui: 22 September 2024   20:51 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Istilah 'filsafat' atau 'falsafah dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Arab: alla
merupakan pengaraban dari kata majmuk (philosophia) yang dalam bahasa Yunani kuno gabungan dari kata philein (cinta) dan sophia (kearifan). Apa makna "sophia"? Kata
Aristoteles: "Biasanya sophia dipahami sebagai pengetahuan mengenal pokok-pokok
perkara dan sebab-sebabnya Para cendekiawan Romawi dan Skolastik abad pertengahan kemudian menerjemahkan "sophia" ke dalam bahasa Latin menjadi "sapientia", dari kata kerja sapere yang artinya mengetahui.
Ruang lingkup filsafat dakwah sangat luas, mencakup kajian tentang ontologi (hakikat
keberadaan dakwah), epistemologi (sumber pengetahuan dalam dakwah), aksiologi
(nilai-nilai dalam dakwah), dan juga metode dakwah. Selain itu, filsafat dakwah juga
membahas hubungan antara dakwah dengan ilmu pengetahuan, filsafat, dan berbagai
aspek kehidupan manusia lainnya. Dengan demikian, filsafat dakwah tidak hanya
sekadar teori belaka, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Secara ringkas ruang lingkup filsafat dakwah paling tidak me- liputi empat hal, yang
selalu punya kaitan erat:  
- Pertama, manusia sebagai pemberi dan penerima dakwah.  
- Kedua, agama Islam sebagai pesan atau materi yang harus di- sampaikan, diimani
(diinternalisasikan) serta diwujudkan da- lam realitas masyarakat.  
- Ketiga, Allah yang menciptakan manusia dan alam, sebagai Rab yang memelihara
alam dan menurunkan agama Islam serta menentukan terjadinya proses dakwah.
- Dan, keempat, lingkungan, yaitu alam (bumi dan sekitarnya) tempat terjadinya proses
dakwah. Karena dakwah merupakan proses interaktif antara manusia, agama Islam,
Allah, dan ling- kungan, maka ruang lingkup kajian filsafat dakwah sangat luas, yaitu
seluas pemahaman dan wilayah aktifitas keimanan, ke- islaman dan keihsanan manusia dalam lingkungannya.

 Konsep Dasar dan Struktur Bangunan Keilmuan Dakwah
Konsep Dasar Keilmuan Dakwah, Keilmuan dakwah merupakan disiplin ilmu yang
mempelajari tentang metode, strategi, dan teknik dalam menyampaikan pesan Islam
kepada masyarakat. Konsep dasar keilmuan dakwah berakar pada Al-Qur'an dan Sunnah,
yang menjadi sumber utama ajaran Islam. Tujuan utama dari keilmuan dakwah adalah
untuk mengubah perilaku manusia menjadi lebih baik sesuai dengan tuntunan agama.
Dalam keilmuan dakwah, terdapat beberapa konsep penting yang perlu dipahami, antara
lain:
*Dakwah bil lisan: Dakwah yang dilakukan melalui ucapan atau perkataan.
*Dakwah bil hal: Dakwah yang dilakukan melalui perbuatan atau tindakan.
*Dakwah bil qalam: Dakwah yang dilakukan melalui tulisan atau karya tulis.
*Mubaligh: Orang yang menyampaikan dakwah.
*Mad'u: Orang yang menjadi sasaran dakwah.
Struktur keilmuan dakwah dapat dibagi menjadi beberapa cabang ilmu yang saling
terkait, antara lain:
*Ushul Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip
dakwah.
*Furu' Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang cabang-cabang atau bagian-bagian dari dakwah, seperti metode dakwah, media dakwah, dan evaluasi dakwah.
*Psikologi Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang aspek psikologis dalam proses
dakwah, seperti motivasi, emosi, dan persepsi.
*Sosiologi Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang aspek sosial dalam proses dakwah,
seperti interaksi sosial, kelompok sosial, dan perubahan sosial.
*Sejarah Dakwah: Ilmu yang mempelajari tentang sejarah perkembangan dakwah dari
masa ke masa.
C. Hubungan anatara Filsafat Dakwah dan Keilmuan Dakwah
Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya terletak pada ke- mampuan berpikir yang
dimiliki oleh manusia. Manusia dengan akalnya mampu memikirkan berbagai hal yang terkait dengan ciptaan Tuhan dan bahkan mengenal Tuhannya. Dengan akal juga,manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memaksimalkan fungsi akal yang ada pada diri manusia, maka perlu diupayakan pengembangannya melalui proses pembela- jaran filsafat. Di dalam keilmuan filsafat akan dijelaskan berbagai metode dalam berpikir, sejarah pemikiran, hakikat pemikiran dan manfaat pemikiran. Mengingat filsafat merupakan kebutuhan dasar bagi setiap indi- vidu, maka sudah seharusnya filsafat juga diajarkan kepada para calon da'i atau para da'i agar mereka dapat memaksimalkan akalnya dalam mengembangkan aktivitas dakwah. Tantangan dakwah di masa depan semakin kompleks dan sophisticated. Tidak elok dan bahkan merugikan umat manakala para da'i tidak melakukan perubahan-perubahan dalam pengembangan dakwah. Padahal, masyarakat dari hari ke hari senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun