Projek penguatan profil pelajar pancasila atau P5 di SMP N 1 Dukuhturi dilaksanakan mulai 4 sampai 9 Maret 2024. Tema yang diusung oleh kelas VII adalah "Kewirausahaan" dengan topik utama "Uenak Tenak Jajananku". Projek kali ini berbeda dari projek sebelumnya, karena mahasiswa PPG ikut hadir mendampingi mereka. Siswa tidak hanya berjualan saja, melainkan diajarkan terlebih dahulu bagaimana menumbuhkan jiwa berwirausaha bagi pemula.
Kegiatan P5 ini secara tidak langsung menumbuhkan karakter kreatif pada diri siswa. Kreatif adalah salah satu dimensi dalam profil pelajar pancasila. Menurut Kemendikbud, pelajar kreatif adalah yang mampu memodifikasi dan menghasilkan suatu karya yang orisinal, bermakna, bermanfaat dan berdampak. Mari kita tinjau dimensi kreatif dalam projek P5 di SMP N 1 Dukuhturi.Â
Pada hari pertama, wali kelas memasuki kelasnya masing-masing dan memberikan pertanyaan pemantik "Jika kamu diberikan uang sebesar Rp. 100.000, apa yang akan dilakukan dengan uang tersebut?" Kata Bu Erry Wali kelas VIIA.
Dari pertanyaan itu beragam pendapat dilontarkan. Beberapa siswa bahkan ada yang menceritakan pengalaman mereka ketika mulai mencoba berwirausaha. Guru kemudian memutarkan video perjalanan seorang wirausaha Bob Sadino dan beberapa ide bisnis yang menghasilkan omset jutaan. Menurut beliau dengan penayangan video diharapkan siswa tertarik untuk menjalankan usaha yang paling sederhana dahulu.
Kunci seorang wirausaha pemula adalah berani mencoba hal baru. Pertama kali usaha yang dilakukan mungkin saja tidak selamanya berhasil, kadang untung, kurang laku dipasaran bahkan sampai dianggap remeh oleh orang lain. Oleh karena itu, seorang wirausaha tidak boleh pantang menyerah, teruslah berusaha mencari peluang dan memunculkan ide-ide kreatifnya.Â
Pada hari kedua, kegiatannya adalah menggali potensi usaha yang dapat dilakukan. Daerah Dukuhturi terkenal dengan sawah yang membentang sehingga banyak produk palawija seperti jagung dan singkong yang diolah menjadi tepung. Potensi tepung yang melimpah ruah, membuat kegiatan P5 ini dapat mengasah kreativitas dalam mengolah jajanan yang enak dari tepung. Siswa menggali potensi berupa jajanan tradisional seperti cenil, klepon, cireng, cilok, putri ayu dan bubur sum-sum. Adapun jajanan internasional seperi corn dog, mochi, pancake dan curos.
Pada hari ketiga, siswa diharapkan dapat menyusun rencana usaha, Guru memaparkan materinya melalui penjelasan dan pemutaran video. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan serta pembagian peran kelompok. Pada tahap perancangan ini kreativitas akan tumbuh. Menurut Mavela dan Satria (2023), kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan konsep atau pendekatan baru yang berbeda dan untuk menghasilkan ide atau gagasan yang memberikan nilai tambah.
Contoh kreativitas yang hadir dalam hal perencanaan adalah siswa merancang jajanan putri ayu dengan bentuk yang berbeda, penuh warna dan rasa yang unik. Selain itu, siswa membuat cilok dengan isian beragam seperti sosis, keju, telur dan ayam.
Pada hari keempat, siswa bersama kelompoknya mengolah produk sesuai rencana. Tahap ini membutuhkan peralatan memasak seperti kompor, api dan minyak, maka guru dan mahasiswa PPL PPG Prajabatan UPS harus mendampingi secara penuh. Kemudian para guru penilai akan berkeliling satu persatu dan memberikan saran untuk pembuatan produk yang lebih baik di hari puncak P5.
Dimensi kreatif juga muncul pada kelompok yang mengalami kegagalan. Contohnya cilok yang dihasilkan pada percobaan pertama bentuknya kurang menarik dan terlalu lembek, sehingga siswa mencoba membuat kembali dengan mengurangi tepung tapioka dan airnya. Dalam pembuatan es selendang mayang, api yang digunakan cukup besar, sehingga mudah gosong dan adonan kurang halus. Berdasarkan kegagalan tersebut, kreativitas tumbuh dengan membuat jajanan yang lebih baik dengan rasa yang enak, tekstur yang bagus dan tampilan menarik.
Pada hari kelima, kegiatan membuat laporan keuangan laba rugi. Siswa menganalisis berapa pengeluaran selama produksi dan perhitungan mencari laba maupun rugi. Mereka juga membuat desain promosi untuk disebarluaskan di sosial media seperti whatsapp dan Instagram. Dengan pemanfaatan aplikasi canva, siswa mengasah kreativitasnya.
Pada hari keenam adalah puncak P5 di SMP N 1 Dukuhturi, yaitu dilaksanakan market day. Sekolah menyediakan stand bagi setiap kelas untuk menjual produk yang dibuat.  Akan tetapi, lagi-lagi siswa harus berkreasi agar stand tersebut menarik. Salah satunya dengan menambah ornamen kain batik, tulisan maupun hiasan lainnya. Kegiatan ini juga menumbuhkan kreativitas antar kelas. Stand yang paling kreatif akan mendapatkan penghargaan pada hari senin setelah upacara. Pembeli pada kegiatan market day adalah kelas VIII, IX dan bapak ibu guru.
Stand tersebut segara dibereskan ketika produk telah selesai dijual. Kemudian siswa kembali ke kelas dan mengevaluasi usaha yang telah dijalankan. Melakukan refleksi apakah usaha yang dijalankan mendapatkan laba atau rugi, apa saja hal yang menarik dan bisa diambil dari kegiatan P5.
Setelah 6 hari terlewatkan, maka berakhir sudah kegiatan P5 ini. Diharapkan dengan adanya projek "Uenak tenan jajananku" membuat siswa tertarik menekuni dunia usaha dan melahirkan calon-calon wirausahawan yang sukses dan kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H