Pada hari Jumat (19/07/2024), Kelompok 2 KKN Desa Ngargoretno Universitas Tidar melaksanakan program sosialisasi pemilahan dan pemanfaatan sampah anorganik seperti botol plastik, kaleng dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan di SD Negeri Ngargoretno 1 dan SD Negeri Ngargoretno 2 diikuti oleh 60 murid. Kegiatan sosialisasi ini diisi oleh 2 mahasiswa KKN Untidar sebagai pemateri.
Menurut Noni Prihandini selaku salah satu pemateri, "sampah anorganik merupakan sampah yang membutuhkan waktu lama untuk terurai di tanah sampah seperti botol plastik ini juga dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan apabila tidak ditangani atau dilakukan pemilahan". Noni Prihandini juga menambahkan bahwa di Desa Ngargoretno juga belum terdapat TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sehingga warga warga memilih untuk membakar sampahnya dan hal ini menimbulkan polusi udara.
Hal ini mendasari perlu adanya pemanfaatan sampah plastik terutama botol bekas untuk mengurangi potensi kerusakan alam di Desa Ngargoretno. Beberapa dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan sampah plastik yakni, polusi udara, pemanasan global dan pencemaran saluran air yang dapat menimbulkan banjir.
Sheilla Syafadita sebagai pembicara lain mengungkapkan bahwa penggunaan plastik di Indonesia semakin meningkat sehingga mengakibatkan membludaknya sampah plastik, sehingga hal ini perlu ditanamkan pemikiran kritis terkait sampah mulai dari hal kecil seperti pemilahan sampah organik dan sampah anorganik khususnya untuk usia anak anak, oleh karena itu, tim KKN Universitas Tidar menargetkan siswa di SD Negeri Ngargoretno 1 dan SD Negeri Ngargoretno 2.Â
Meningkatnya sampah anorganik juga dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian seperti penggunaan botol bekas untuk vertikultur dan hidroponik. Selain itu sampah organik merupakan sampah sisa berasal dari makhluk hidup, sehingga sampah organik mudah terurai dan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
"Botol bekas maupun galon plastik bekas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pot tanaman. Pot terebut nantinya dapat disusun secara vertikal (gantung) untuk menambah keindahan lingkungan. Harapannya ketika anak-anak menemukan sampah botol plastik dapat dimanfaatkan jadi pot tanaman gantung", ujar Sheilla
Berdasarkan pernyataan lebih lanjut dari pemateri, setidaknya sampah plastik dapat di daur ulang sehingga bermanfaat pada kehidupan sehari-hari. hal tersebut diharapkan mampu  mengurangi sampah plastik di Ngargoretno, khususnya di SD Negeri Ngargoretno 1 dan SD Negeri Ngargoretno 2.
Pengendalian sampah yang paling sederhana dan efektif adalah dengan menumbuhkan kesadaran diri sendiri untuk tidak merusak lingkungan dengan tidak membuang sampahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H