Mohon tunggu...
Diana Putri
Diana Putri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - cagur

Sedang berusaha mengurangi konsumsi kopi,gula,dan tepung berlebih. Mengisi hari-hari dengan niatan mengurangi konsumsi beberapa hal diatas dengan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengenalan Rasa Malu Sedini mungkin yang Sering Disepelekan

16 November 2018   00:33 Diperbarui: 16 November 2018   04:10 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wattpad.com

Pengenalan Rasa Malu Sejak DINI yang sering di SEPELEKAN

Malu, merupakan suatu hal yang sangat jauh dari anak, banyak sekali anak yang dianggap belum memiliki rasa malu. Hal ini memang benar, hal ini terjadi karena anggapan -- anggapan itu sendiri. Anggapan -- anggapan sepele dari orang -- orang dewasa disekitarnya. Mereka umumnya menganggap karena masih anak -- anak wajarlah pake singlet kemana -- mana, masih kecil belum baligh gapapalah nanti pas udah baligh juga paham sendiri. 

Nah! Hal -- hal sepele ini yang sangat berbahaya dan hal ini menjadi suatu hal yang umum disekitar kita. Di artikel ini saya akan membahas pentingnya pengenalan rasa malu sejak dini.

Malu adalah suatu hal atau perasaan yang dapat membuat diri  mampu menahan dari segala perbuatan tercela. Atau paling gampangnya malu merupakan ''Alarm'' diri dimana alarm ini dapat berfungsi atau mengeluarkan bunyi dengan reaksi jantung berdegup kencang. Jika kita melakukan suatu hal yang sekiranya salah atau berlainan dengan norma yang ada di masyarakat. Selain itu reaksi lainnya adalah pemikiran apa yang akan terjadi setelah melakukan suatu hal yang salah ini? Pikiran -- pikiran kedepan atau selanjutnya, rasa bersalah yang selalu ada di otak, yang seakan membisiki telinga tentang perbuatan ini dan seakan akan mengikuti seumur hidup kita.  Sifat malu itu terkadang dan seringnya merupakan sifat bawaan dan juga merupakan hasil latihan. Untuk menumbuhkan rasa malu perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. Tentu pembiasaan ini paling tepat diterapkan untuk anak. Paling baik sejak anak selesai disapih. Lebih awal lebih baik, dan hal ini tidak bisa langsung secara instan dapat dirasakan. Hal ini memerlukan proses dan pemahaman terutama untuk anak.  

Rasa malu merupakan bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan atau keburukan yang menggoda di sekitarnya. Hal ini harus diterapkan sejak masih kanak -- kanak.

Anak -- anak pada dasarnya memang lebih mudah dalam menyerap segala yang ditanamkan padanya. Dan Inshaallah karena hal ini ditanamkan sedini mungkin maka rasa malu ini akan mengakar hingga ia dewasa nanti. Rasa malu yang dimaksud bukan malu dalam hal baik seperti: malu dalam menunjukkan keahliannya, hobinya dan lainnya. Tapi malu yang dimaksudkan adalah malu dalam keburukan seperti mencuri, terlihat auratnya didepan umum dan lainnya

Disisi lain di zaman yang sudah tidak kondusif  seperti dulu ini sangat berbahaya bagi perkembangan anak yang tidak ditanamkan rasa malu sejak dini. Karena kebiasaan menyepelekan rasa malu ini dapat menguntungkan untuk beberapa pihak. Malu dalam konteks seks anak -- anak yang terbiasa menggunakan pakaian terbuka di luar rumah akan menjadi surga bagi para pedofil dan lebih buruk lagi hal ini menjadi kebiasaan dan akan dilakukan ketika ia mulai menginjak masa remaja hingga dewasa. Karena memang sudah terlanjur nyaman dengan apa yang mereka kenakan.

Malu dalam konteks kesadaran adalah apabila mereka tidak terbiasa dicontohkan mana baik mana buruk atau dikenalkan beberapa aturan dan tanggung jawab takutnya mereka akan terbiasa atau kebal dalam melakukan hal -- hal yang sekiranya buruk atau tidak pantas. Mereka tidak akan merasa bahwa walaupun tidak ada yang melihat tapi ada Allah yang selalu memantaunya.

Yang perlu diingat disini bahwa malu dalam keburukan akan membawa kebaikan bagi si pelaku. Hal ini seperti suatu bibit yang akan kita tuai buahnya dengan hasil yang memuaskan di akhir ketika kita benar -- benar merawat dengan baik juga benih ini. Maka ayo tanamkan rasa malu sedini mungkin seperti layaknya hal diatas semakin awal maka akar akan semakin kuat. Salamsharing   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun