Mohon tunggu...
Diana Permata K
Diana Permata K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Broker untuk Pemasaran Produk Dompet

25 April 2022   16:26 Diperbarui: 25 April 2022   16:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

UMKM "AFIFAH SOUVENIR" di Klaten Memanfaatkan Broker

Untuk Pemasaran Produk

Disusun Oleh

(Tim Penulis: Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta: Auliya Rosiana, S.S.,M.M.. serta Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Semester 6, Prodi Manajemen: Asri Kristira, Giovani Grace, Diana Permata Kurniasari) 

 

           Pandemi Covid-19 telah membuat mayoritas sektor ekonomi terutama UMKM menjadi lumpuh. Hal inilah yang membuat, pelaku usaha UMKM mengubah strategi penjualan melalui skema digitalisasi. Skema digitalisasi yakni dengan memanfaatkan market place (perantara) dan menggunakan media sosial sebagai teknik pemasaran. Selain itu pelaku UMKM digital harus dapat bersinergi dengan warganet dalam pemasaran produk dan jasa. Dengan demikian skema pengembangan UMKM digital dapat menjadi salah satu alternatif menyelamatkan pelaku usaha di tengah pandemi Covid-19.

            Pandemi Covid-19 ini sangat berdampak bagi banyak sektor khususnya pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu UMKM yang terkena dampak pandemi adalah "Afifah Souvenir". Pelaku UMKM harus memiliki cara agar tetap bertahan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan platform digital seperti  Broker atau pedagang perantara yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. Pada saat pandemi seperti ini banyak masyarakat yang memenuhi kebutuhan mereka dengan berbelanja secara online.

            Seperti yang dilakukan Bapak Hariyanto Wahyu Janasto yang memiliki usaha "Afifah Souvenir"  di Desa Keprabon, Klaten. Bapak Hariyanto yang sudah memulai usahanya sejak tahun 2005 sangat merasakan dampak dari adanya pandemi Covid-19 bagi usahanya. Hal ini sangat terasa ketika ada kebijakan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 pada tahun 2020. Pada tahun 2021 kebijakan ini diganti oleh presiden dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

            Di masa new normal ini adalah saat untuk kembali bangkit. Pelaku usaha UMKM mengubah startegi pemasaran agar usahanya tetap berjalan. Perkembangan teknologi saat ini memegang peran penting pada saat pandemi ini. Saat ini pelaku UMKM harus mampu mengikuti perkembangan yang ada agar usaha mereka tetap berjalan. Sebelum pandemi masyarakat memenuhi kebutuhannya dengan berbelanja secara langsung, namun saat pandemi seperti ini banyak masyarakat yang memilih untuk berbelanja secara online.

           Keprabon adalah desa di kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Kerajinan dompet "Afifah Souvenir" terletak di Desa Keprabon Polanharjo Klaten. Dalam produksinya usaha kerajinan dompet "Afifah Souvenir" menghasilkan berbagai ragam dompet untuk souvenir pernikahan, ataupun untuk oleh-oleh. Pemasaran kerajinan dompet  Bapak Hariyanto meliputi  Solo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerajinan dompet adalah salah satu aset yang dapat dikembangkan sebagai peluang berwirausaha. Kerajianan dompet merupakan suatu kegiatan wirausaha yang didasari kreativitas dalam pembuatnya, dengan modal usaha dan bahan pembuatan yang sederhana, akan tetapi memiliki nilai jual yang sangat tinggi.        

           Awalnya pada tahun 2005 Bapak Hariyanto melihat tetangga  khususnya kaum ibu yang setiap pagi setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah hanya berkerumun dan menggosip. Mulai saat itu saya berpikir untuk membuat kegiatan yang bermanfaat dan akhirnya memilih untuk membuat souvenir ini. Alhamdulillah saya bisa memberikan kegiatan yang bermanfaat untuk ibu-ibu disekitar rumah saya. Dulu saya memulai dari sekitar lingkungan rumah saya sampai akhirnya saya memiliki 100 karyawan. Dan Alhamdulillah sampai saat ini usaha yang saya rintis masih berjalan walaupun adanya pandemi Covid-19 yang memberikan dampak besar.           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun