Mohon tunggu...
Early Dian Arthanty
Early Dian Arthanty Mohon Tunggu... Administrasi - Staff TU SMPN Di Jakarta Selatan, Blogger

Saya Bekarja Sebagai Staf Perpustakaan di salah satu SMPN di Jakarta Selatan, Seorang ibu dari satu orang putra yang senang membaca dan menulis .

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjalin Silaturrahmi Pasca Perceraian

8 Oktober 2014   21:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perceraian pada akhirnya akan menimbulkan luka, bukan hanya di hati pasangan yang telah bercerai tapi luka yang teramat dalam sering kali dirasakan oleh anak-anak pasangan yang telah bercerai. Ditambah dengan sikap dan perlakuan yang mereka terima dari lingkungan sekitar membuat luka yang mereka rasakan semakin dalam

Anak-anak korban perceraian, sering kali tidak mengetahui apa penyebab kedua orang tuanya berpisah. Apalagi perpisahan itu terjadi di kala mereka kecil. Dan seringkali mereka mendengarnya bukan dari kedua orang tuanya langsung, tetapi dari lingkungan sekitarnya yang belum tentu tahu persoalan yang sebenarnya. Sehingga pemberitaan yang mereka dengar tidak lengkap bahkan berlebihan.

Dan seringkali pula masyarakat di lingkungan sekitarnya menyudutkan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan dan perkataan yang tidak layak mereka dengar. Bahkan tak jarang mereka menjadi objek ejekan teman-teman sebayanya. Perlakuan yang tidak menyenangkan ini sangat berdampak besar kepada perkembangan kejiwaan anak-anak. Akibatnya mereka menjadi pemurung, rendah diri, pemarah dan sulit untuk bersosialisasi. Jika hal ini terjadi siapa yang patut dipersalahkan ? sering kali kedua pasangan yang telah bercerai saling menyalahkan antara yang satu dengan yang lainnya, tapi ini tidak akan menyelesaikan persoalan yang ada, malah menambah buruk keadaan.

Kini,seharus yang dilakukan oleh para orang tua yang hendak bercerai atau telah bercerai adalah duduk bersama-sama dalam kondisi yang tenang, tidak dalam keadaan emosi atau marah. Jika diperlukan adanya pihak mediator untuk menjadi penengah di dalam pembicaraan ini, bisa itu psikologi, kerabat atau sahabat yang dapat dipercaya dan bersifat netral.

Lakukanlah dialog dengan pikiran yang jernih untuk menemukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi,  bukan hanya untuk mereka berdua, namun yang terlebih penting lagi adalah bagaimana mempersiapkan mental anak-anak dalam menghadapi situasi sebelum dan sesudah perceraian itu terjadi. Hal ini untuk mempersiapkan mental putera dan putri mereka dalam menghadapi benturan-benturan yang kelak akan mereka hadapi dari masyarakat dan lingkungan sekitar mereka.

Kedua pasangan ini juga harus saling bekerja sama, menciptakan suasana senyaman mungkin bagi putera dan putri mereka dalam memberikan pemahaman tentang perceraian ini. ajaklah mereka pergi bertamasya, atau jalan-jalan ke mall, ciptakan suasana sealamiah mungkin walaupun mungkin tak mudah bagi kedua pasangan yang akan bercerai atau telah bercerai. Bicarakan dengan anak-anak sesuai dengan usia mereka mengapa kedua orang tua mereka harus berpisah, dan katakan kepada mereka walaupun ayah dan ibu tidak tinggal bersama lagi, kasih sayang, cinta serta perhatian ayah dan ibu tidak akan berubah kepada mereka.

Setelah perpisahan itu terjadi selayaknya pasangan yang telah bercerai berusaha untuk tetap menjalin silaturrahmi dengan baik dan keluarga besarnya harus ikut mendukung hal ini. Hal ini dilakukan demi kepentingan anak-anak mereka semata. Perpisahan yang tiba-tiba dan perselisihan diantara kedua keluarga besar seringkali membuat anak-anak dalam posisi yang sulit dan membuat mereka menjadi bingung, mereka tidak dapat menerima perubahan ini dengan cepat. Hal inilah yang harus disadari oleh kedua pasangan yang telah bercerai, hilangkanlah keegoisan pribadi dan kebencian diantara mereka. Demi perkembangan kejiwaan anak-anak tercinta mengapa tak kita redam segala amarah dan cobalah tetap menjalin tali silaturrahmi dan kekeluargaan walaupun tidak lagi di dalam  satu ikatan pernikahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun