Mohon tunggu...
Early Dian Arthanty
Early Dian Arthanty Mohon Tunggu... Administrasi - Staff TU SMPN Di Jakarta Selatan, Blogger

Saya Bekarja Sebagai Staf Perpustakaan di salah satu SMPN di Jakarta Selatan, Seorang ibu dari satu orang putra yang senang membaca dan menulis .

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ode To My Father "Tentang Perjuangan Hidup dan Sebuah Janji"

22 Februari 2015   14:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_398587" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber : Foto Dian Anthie"][/caption]

Sabtu, 21 Februari 2015 merupakan hari yang sangat berarti bagi saya karena saya berkesempatan untuk ikut dalam acara Nobar Bersama Komik Kompasiana. Sebuah film produksi Negara Korea Selatan yang didistribusikan oleh CJ Entertainment.

Film berjudul "Ode To My Father" atau "Gukje Sijang" dalam bahasa Korea yang disutradarai oleh salah seorang sutradara terbaik negeri kimchi, yaitu Yoon Je-Kyoon dan diperankan oleh aktor dan aktris berkarakter asal Korea Selatan, yaitu antara lain Hwang Ju Min Dan Yunjin Kim. Film ini merupakan kisah kilas balik perjalanan hidup Deok-Soo yang selalu setia menunggu kepulangan sang ayah yang terpisah saat evakuasi di Pelabuhan Hangnam tahun 1951-an, hingga ia lanjut usia.

Film yang berlatar belakang Perang Korea tahun 1950 dikemas sangat apik dengan teknologi perfilman Korea Selatan yang sudah semakin maju. Film ini menggambarkan terjadinya migrasi pengungsi besar-besaran dari Korea Utara menuju Korea Selatan yang menceritakan perjuangan hidup seorang seorang anak yang bernama Deok-Soo beserta ibu dan kedua adiknya yang terpaksa harus terpisah dengan ayah dan adik perempuannya yang bernama Mook-Soo di saat mereka berjuang hendak naik ke kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang akan membawa mereka ke Busan. Sebelum ia terpisah dengan ayahnya yang hendak mencari adiknya, sang ayah berjanji akan bertemu dengannya di Busan di tempat toko adik ayahnya. Beliau berpesan kepada Deok Soo untuk menggantikan posisinya sebagai kepala keluarga dan menjaga ibu serta adik-adiknya, pesan itulah yang ia jaga sampai Deok-Soo lanjut usia.

[caption id="attachment_398557" align="aligncenter" width="404" caption="Awal mula kisah di mulai dengan percakapan Deok Soo dengan Istrinya Young Ja"]

1424564099831831507
1424564099831831507
[/caption]

Dalam masa pengungsian ini Deok-Soo dan keluarganya harus berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan Deok-Soo tumbuh menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab serta cinta kepada keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi membahagiakan ibu serta adik-adiknya sampai ia bersedia bekerja sebagai buruh penambang batu bara di Jerman tahun 1960-an. Di sanalah ia bertemu dengan seorang gadis Korea yang bertugas sebagai perawat bernama Yeong Ja yang pada akhirnya menjadi istrinya.

Namun perjuangan Deok-Soo tidak sampai di situ demi mempertahankan toko bibinya yang hendak dijual pamannya karena ia ingat dengan amanah ayahnya yang akan menyusulnya ke toko itu maka ia pertahankan toko itu sambil berharap ayahnya akan datang dan demi menikahkan adik perempuannya ia rela pergi ke Vietnam tahun 1970 untuk mendapatkan penghasilan yang lebih. Namun naasnya dia harus berhadapan dengan tentara pemberontak Vietkong di tengah medan perang sehingga kakinya tertembak saat hendak membantu menyelamatkan seorang anak pengungsi Vietnam sehingga ia pulang ke negaranya dengan keadaan satu kaki yang lumpuh.

Pergolakan batin dan perjuangan hidupnya membuat saya dan semua yang menyaksikan film ini meneteskan air mata. Betapa besar tekadnya untuk menemukan ayah dan adiknya hingga pada akhirnya ia dapat bertemu kembali dengan adik perempuannya yang sempat terpisah dalam sebuah acara yang mempertemukan para korban perang dengan keluarga yang terpisah.

Hingga ia lanjut usia ia belum juga bertemu dengan ayahnya dan ia terus berharap ayahnya akan kembali lagi. Namun pada akhirnya ia menyerah juga setelah ia menyadari bahwa ayahnya takkan mungkin kembali lagi dan ia rela toko peninggalan bibinya untuk dijual.

Film ini mengajarkan kepada kita semua betapa besar arti sebuah keluarga bagi seorang anak dan betapa cintanya ia kepada orang tuanya sehingga ia rela melakukan apa saja demi membahagiakan keluarganya. Sebuah film yang layak untuk ditonton para remaja agar mereka paham betapa besar arti sebuah keluarga dan betapa pentingnya memegang sebuah janji. Terima kasih Komik Kompasiana, atas kesempatan yang di berikan kepada saya, sampai berjumpa di Nobar selanjutnya ya :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun