Mohon tunggu...
Dian Angela Kasihiuw
Dian Angela Kasihiuw Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm from Papua, Indonesia. Learn about journalistic, Practice anything about journalistic, wanna be a good journalist. http://www.facebook.com/kasihiuw.himber https://twitter.com/dianajourn

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wafatnya Pencetus “Pancasila Sebagai Pilar Negara”

8 Juni 2013   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:20 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suami Presiden ke-5 Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas pada hari ini berpulang ke rahmat Tuhan, tepatnya pada pukul 19.00 waktu Singapore. Taufiq Kiemas menghembuskan nafas terakhirnya di General Hospital Singapore. Ketua MPR RI ini meninggal setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit di Singapore.

Tokoh yang beberapa waktu lalu menjadi bahan perbincangan publik terkait wacana kebijakannya mengenai Pancasila sebagai DASAR NEGARA DAN PILAR BANGSA ini, selain menjabat sebagai ketua MPR RI juga menduduki beberapa jabatan penting lainnya dalam pemerintahan.

Sudah merupakan hal yang lumrah ketika salah satu tokoh politik atau orang ternama Negeri ini meninggal, akan bermunculan begitu banyak opini dari berbagai orang yang merasa memiliki kedekatan dan kenangan dengan almarhum. Seperti yang saat ini terjadi, begitu banyak orang yang melontarkan opini mengenai Taufiq Kiemas, dan tentunya semua opini yang dilontarkan merupakan kenangan yang baik dan terpuji. Taufiq Kiemas sebagai tokoh politik yang menjalankan politik dengan baik dan sopan, mengggalakan kerukunan dalam berpolitik dan tokoh yang mencintai Negara, itulah yang terlontar dari berbagai pihak.

Setiap orang yang telah meninggal tentu meninggalkan kisahnya sendiri, kenangan hubungan dan interaksinya dengan orang-orang yang ditemuinya selama hidup. Namun, apakah sudah menjadi kebiasaan bahwa yang dipublikasikan hanyalah kenangan yang baik yang perlu dibanggakan? Apakah seseorang setelah meninggal, apalagi jika ia adalah seorang petinggi Negara, maka kenangan tentang dirinya hanyalah yang baik-baik saja? Apa karena ia adalah petinggi Negara kemudian beberapa kesalahan yang pernah dilakukannya selama menjabat kemudian dilupakan begitu saja?

Bukankah beliau yang kini telah meninggal adalah pencetus "Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pilar Bangsa"? tidakkah ada satupun yang mengingat itu? Apakah publik dibutakan dengan pernyataan beberapa tokoh politik beberapa saat setelah beliau meninggal yang berisi "almarhum adalah sosok tokoh politik yang mencintai Pancasila dan menganggap Pancasila memiliki arti lebih dari sekedar dasar Negara". Apakah pujian beberapa tokoh politik ini kemudian begitu saja menghapus ingatan masyarakat bahwa ia juga adalah pencetus untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pilar Bangsa?

Apakah pencintraan yang kemudiaan diciptakan setelah meninggalnya Taufiq Kiemas sebagai tokoh bangsa ini akan dengan mudah menghapus ingatan masyarakat bahwa ia akan menjadikan Pancasila yang adalah Dasar Negara menjadi Pilar Bangsa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun