Suami Presiden ke-5 Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas pada hari ini berpulang ke rahmat Tuhan, tepatnya pada pukul 19.00 waktu Singapore. Taufiq Kiemas menghembuskan nafas terakhirnya di General Hospital Singapore. Ketua MPR RI ini meninggal setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit di Singapore.
Tokoh yang beberapa waktu lalu menjadi bahan perbincangan publik terkait wacana kebijakannya mengenai Pancasila sebagai DASAR NEGARA DAN PILAR BANGSA ini, selain menjabat sebagai ketua MPR RI juga menduduki beberapa jabatan penting lainnya dalam pemerintahan.
Sudah merupakan hal yang lumrah ketika salah satu tokoh politik atau orang ternama Negeri ini meninggal, akan bermunculan begitu banyak opini dari berbagai orang yang merasa memiliki kedekatan dan kenangan dengan almarhum. Seperti yang saat ini terjadi, begitu banyak orang yang melontarkan opini mengenai Taufiq Kiemas, dan tentunya semua opini yang dilontarkan merupakan kenangan yang baik dan terpuji. Taufiq Kiemas sebagai tokoh politik yang menjalankan politik dengan baik dan sopan, mengggalakan kerukunan dalam berpolitik dan tokoh yang mencintai Negara, itulah yang terlontar dari berbagai pihak.
Setiap orang yang telah meninggal tentu meninggalkan kisahnya sendiri, kenangan hubungan dan interaksinya dengan orang-orang yang ditemuinya selama hidup. Namun, apakah sudah menjadi kebiasaan bahwa yang dipublikasikan hanyalah kenangan yang baik yang perlu dibanggakan? Apakah seseorang setelah meninggal, apalagi jika ia adalah seorang petinggi Negara, maka kenangan tentang dirinya hanyalah yang baik-baik saja? Apa karena ia adalah petinggi Negara kemudian beberapa kesalahan yang pernah dilakukannya selama menjabat kemudian dilupakan begitu saja?
Bukankah beliau yang kini telah meninggal adalah pencetus "Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pilar Bangsa"? tidakkah ada satupun yang mengingat itu? Apakah publik dibutakan dengan pernyataan beberapa tokoh politik beberapa saat setelah beliau meninggal yang berisi "almarhum adalah sosok tokoh politik yang mencintai Pancasila dan menganggap Pancasila memiliki arti lebih dari sekedar dasar Negara". Apakah pujian beberapa tokoh politik ini kemudian begitu saja menghapus ingatan masyarakat bahwa ia juga adalah pencetus untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pilar Bangsa?
Apakah pencintraan yang kemudiaan diciptakan setelah meninggalnya Taufiq Kiemas sebagai tokoh bangsa ini akan dengan mudah menghapus ingatan masyarakat bahwa ia akan menjadikan Pancasila yang adalah Dasar Negara menjadi Pilar Bangsa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H