Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian mengkonstruksi  sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas.Â
Dengan kata lain, murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Namun hal ini terkadang tidak disadari oleh guru atau orang dewasa sehingga memperlakukan mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka, Â bahkan tanpa sadar membiarkan mereka menjadi tidak berdaya (helpless), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus dipelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
Mengembara bentala nusantara adalah perwujudan dari program yang berpihak pada murid. Tema ini diusung oleh mereka, ketika saya dan anak-anak mencoba berdiskusi tentang kegiatan apa yang dapat dilakukan diakhir semester ini sebagai unjuk gigi pembelajaran tahun ini, di kelas X baik MIPA dan IPS mereka menginginkan kegiatan pameran dan pentas seni sedangkan curah pendapat di kelas XI Mipa dan IPS menginginkan bazzar yang menurut mereka tidak rumit dan menguntungkan.Â
Suara dan pilihan mereka sangat jelas terlihat, akhirnya dua konsep kegiatan ini digabungkan menjadi pameran dan bazzar yang mengusung tema nusantara, disesuaikan dengan topik yang telah dipelajari pada mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan dan Kesenian.
Mereka menjadi pemilik untuk program kegiatan ini, mereka menyusun konsep, menentukan tema, melakukan diskusi untuk menentukan keanggotaan, deskripsi tugas dan perlengkapan yang dibutuhkan. Guru mendampingi dan memfasilitasi, siap menjadi coach, mentor dan konselor untuk mereka.
Â
Bagaimana perasaan saya dan mereka?
Meminjam judul film yang saat ini sedang tayang di bioskop "ngeri-ngeri sedap". Bagi saya pribadi kekhawatiran ada, khawatir program ini tidak berjalan, khawatir program ini gagal dan tidak mendapat dukungan. Karena ini adalah program yang benar-benar dikerjakan oleh murid.
Namun justru sebaliknya disisi mereka, mereka antusias dan senang walaupun lelah dan penat. Mereka mampu menyusun prioritas dan timeline untuk setiap pekerjaan yang kerjakan.Â
Kekurangan masih ada disana-sini, namun yang membanggakan saya sebagai guru mereka, tidak mudah menyerah dan semangat mereka, resilensi mereka terhadap setiap kendala yang mereka dapati dalam mewujudkan program ini, dapat mereka atasi bersama. Menikmati proses dan siap untuk berproses.
Â