Mohon tunggu...
Dian Amalia
Dian Amalia Mohon Tunggu... -

Doyan baca tp blom pernah ngerasa bisa untuk nulis, heran saiya :D :D !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Memandang Hidup dari Pembantu

1 April 2014   17:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembantu ibu kosanku orang Jawa..ya satu nenek moyang dengan suamiku dan anak-anakku. Aku bisa memanggilnya dengan si Mbok..

Dia berperawakan sedang saja, seperti orang kebanyakan, agak hitam, kalau skala menarik dari nilai 1-10 ya paling dia dapet point 6...

Tapi..awas, jangan pernah anda berani cemoohkan dia. Karena dia laksana guru buatku. Memang dia cuma tamatan SD, hanya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji 600rb/bulan. Katanya hanya cukup untuk biaya anaknya mesantren. Sebulan dia keluarkan 500rb untuk anaknya. Soal dia pulang kampung dan nabung? Entahlah...dia sendiri nyantai aja orangnya, happy terus.. malah sering ngomongin ibu kos ku yang lumayan rada cerewet, jutek n gak happy bawaannya.

Huhh...

Aku kadang sedikit iri ama dia. Bukan berarti aku pengen juga seperti dia..tapi caranya berbahagia dan melihat dunia dengan sederhana. Dia gak musingin harga-harga, esok gimana..liburan nanti enaknya ngapain..anehh....apa gak kepengen....ya, sedikit 'melihat dunia' ?

Aku sendiri pembosan, selama 11 tahun menikah aku bersyukur pernah tinggal di 4 kota. Semuanya beda pulau. Hal itu memberiku banyak warna dalam melihat sebagian nusantaraku, menjadi bagian dari duniaku. Lebih dari itu, adalah cakrawala yang kudapatkan yang tak telihat oleh sebagian orang. Bagiku, semua itu adalah pertualangan yang memberi kenikmatan. Tapi si mbok...? Setiap hari hanya dapur, ruang tengah, bla..bla.. Apa gak bosan?

Lucunya tiap hari ada aja cerita yang si Mbok bagikan ke aku. Mulai dari masakan, omelan ibu kos, menantu ibu kos, berita tv sampai terjemahan ayat Al-Qur'an dan hadist. Subhanalloh...dia sangat kaya dalam kesendirian dan ruang lingkup gerak sempitnya.

Setiap kali bicara selalu dia lontarkan juga pandangannya, dan menakjubkan..itu semua benar, setidaknya mendekati ideal. Ckckck...

Ibu kostku punya menantu yang gak sreg dengannya, sering mereka perang dingin, sampai berujung si menantu hengkang dari rumah ibu kost, huft...dan, berita ini tentu saja aku dengar dari pembantu ajaib ini.

Dia dengan pandangan-pandangan si Mbok nyeletuk di kupingku: "coba aja neng, paling juga nanti anaknya ibu nikah siri, ibu kan kalo ngasi pandangan ke anaknya selalu pro anak, gak mandang menantunya itu dulu pilihan anaknya. Harusnya ya..menantu itu di baik-baikin jangan di sindir-sindir terus, apa gak bisa ya ibu bicara kayak ke anaknya. Bilangin neng ke ibu...kasian tu menantunya..."

E..busheeet...hush..aku pelototin dia, dan dengan ringannya dia ngikik sambil berlalu.

Dan ternyata.. Tempo hari datang kiriman ayam goreng yang aku nikmati dengan segenap hati, heheheh.

"Tau gak neng...rupanya itu dari menantu ibu yang baru" kata pembantu sederhana ini dengan nada tinggi dan mulut di mencongin ke arahku...

Hueeekkkss.."ampoonn kenapa baru bilang, mbok?"

Duhh...serasa ikut berpesta diatas derita perempuan, aku memandang lemah ke si mbok yang cekikikan bangga dengan kemenangannya. Dasaaarr....!

Iya deh... Kamu bener lagi, mbok..

Pembantuku sering ngajarin resep-resep sederhana a la kampung Jawa. Mulai dari buat gorengan yang kemriyik tapi gurih tanpa msg dan santan, mepes ikan yg bumbunya sdikit beda dgn bumbu sunda, atau...tumisan yang aku ledekin kayak makanan ternak bi, begitu aku liat itu tumisan dicampur-campur, tumisan kacang panjang dikasi kol, sop lah dikasi kecambah hahaha...tapi asli..enak lho. Sebel....

Aahh... Andai si Mbok nggak terikat anaknya yang mesantren disini, aku pengen merebutnya...Psst..ya, dari ibu kost yang sering ketawain so Mbok. Tapi...ya sudah lah..aku simpan nope mu aja ya mbok, mungkin suatu saat kita berjodoh.

Aku suka dengan kesederhanaan mu, pandanganmu yang jernih diselipin lugu dan sedikit kepo. Tapi janji ya, mbok...kalo jadi patner di rumahku..jangan lanjutin obrolan soal daleman keluarga hehehe bisa mati kutu aku. Mending si mbok obrolin ke aku aja. Aku akan mengunyah setiap ucapanmu dengan pelan-pelan meresapinya dan aku cerna setiap bumbu ilmu yang kau hidangkan.

Si Mbok...si mBok.....aku sayang kamu.Sungguh !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun