Pembantu ibu kosanku orang Jawa..ya satu nenek moyang dengan suamiku dan anak-anakku. Aku bisa memanggilnya dengan si Mbok..
Dia berperawakan sedang saja, seperti orang kebanyakan, agak hitam, kalau skala menarik dari nilai 1-10 ya paling dia dapet point 6...
Tapi..awas, jangan pernah anda berani cemoohkan dia. Karena dia laksana guru buatku. Memang dia cuma tamatan SD, hanya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji 600rb/bulan. Katanya hanya cukup untuk biaya anaknya mesantren. Sebulan dia keluarkan 500rb untuk anaknya. Soal dia pulang kampung dan nabung? Entahlah...dia sendiri nyantai aja orangnya, happy terus.. malah sering ngomongin ibu kos ku yang lumayan rada cerewet, jutek n gak happy bawaannya.
Huhh...
Aku kadang sedikit iri ama dia. Bukan berarti aku pengen juga seperti dia..tapi caranya berbahagia dan melihat dunia dengan sederhana. Dia gak musingin harga-harga, esok gimana..liburan nanti enaknya ngapain..anehh....apa gak kepengen....ya, sedikit 'melihat dunia' ?
Aku sendiri pembosan, selama 11 tahun menikah aku bersyukur pernah tinggal di 4 kota. Semuanya beda pulau. Hal itu memberiku banyak warna dalam melihat sebagian nusantaraku, menjadi bagian dari duniaku. Lebih dari itu, adalah cakrawala yang kudapatkan yang tak telihat oleh sebagian orang. Bagiku, semua itu adalah pertualangan yang memberi kenikmatan. Tapi si mbok...? Setiap hari hanya dapur, ruang tengah, bla..bla.. Apa gak bosan?
Lucunya tiap hari ada aja cerita yang si Mbok bagikan ke aku. Mulai dari masakan, omelan ibu kos, menantu ibu kos, berita tv sampai terjemahan ayat Al-Qur'an dan hadist. Subhanalloh...dia sangat kaya dalam kesendirian dan ruang lingkup gerak sempitnya.
Setiap kali bicara selalu dia lontarkan juga pandangannya, dan menakjubkan..itu semua benar, setidaknya mendekati ideal. Ckckck...
Ibu kostku punya menantu yang gak sreg dengannya, sering mereka perang dingin, sampai berujung si menantu hengkang dari rumah ibu kost, huft...dan, berita ini tentu saja aku dengar dari pembantu ajaib ini.
Dia dengan pandangan-pandangan si Mbok nyeletuk di kupingku: "coba aja neng, paling juga nanti anaknya ibu nikah siri, ibu kan kalo ngasi pandangan ke anaknya selalu pro anak, gak mandang menantunya itu dulu pilihan anaknya. Harusnya ya..menantu itu di baik-baikin jangan di sindir-sindir terus, apa gak bisa ya ibu bicara kayak ke anaknya. Bilangin neng ke ibu...kasian tu menantunya..."
E..busheeet...hush..aku pelototin dia, dan dengan ringannya dia ngikik sambil berlalu.