Mohon tunggu...
Diana Kusuma Wardani
Diana Kusuma Wardani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang belajar dan berusaha mengevaluasi diri. Mempunyai ketertarikan dalam membahas permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Honorer: Pilar Terlupakan dalam Sistem Pendidikan, Hargai Jasanya, Tingkatkan Kesejahteraannya

28 Oktober 2023   12:27 Diperbarui: 28 Oktober 2023   13:28 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ribuan Guru Honorer Geruduk DPRVIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Salah satu masalah yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah rendahnya tingkat kesejahteraan guru. Permasalahan ini perlu mendapat perhatian lebih lanjut karena kesejahteraan guru berkaitan dengan kinerja mengajar yang mereka hasilkan. Keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada sejauh mana guru siap dalam menjalankan peran ganda mereka sebagai pendidik dan instruktur yang memberikan pengalaman belajar yang komprehensif bagi siswa di lingkungan sekolah.

Guru honorer merupakan tenaga pengajar profesional yang turut membantu mencerdaskan anak bangsa. Namun sayangnya, guru honorer belum banyak mendapatkan penghormatan yang layak dari sisi kesejahteraan. Dengan arti lain, guru honorer merupakan bukti dari rendahnya kesejahteraan terutama dalam hal penghasilan mereka yang jauh lebih rendah dibanding guru yang berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara). Jika ditinjau kembali, guru tidak hanya dituntut untuk memberikan pembelajaran materi kepada murid, tetapi juga harus menangani berbagai tugas tambahan seperti penilaian, administrasi, dan berbagai tanggung jawab lain di luar lingkup pengajaran. Lalu dengan jasanya yang begitu besar, maka sudah sepatutnya guru mendapatkan imbalan yang sepadan dan kesejahteraannya juga patut ditingkatkan.

Tidak sedikit dari guru honorer di Indonesia yang telah mengabdi bertahun-tahun dengan penghasilan yang rendah. Seperti yang dilansir dari bbcnewsindonesia.com pada Sabtu (28/10/2023), salah satu contohnya adalah Sari, guru honorer di Kalimantan Barat. Penghasilan Sari dari guru honorer selama 10 tahun jauh dari kata cukup. Ia mendapat gaji dari dana BOS sekitar Rp400 ribu per bulan atau Rp35 ribu per jam. "Gaji Rp400 ribu itu sangat tidak cukup dan baru diterima 3-4 bulan sekali menunggu dana BOS sampai ke sekolah. Saya masih bertahan hingga sekarang karena mencintai pekerjaan ini. Jadi saya mengajar di banyak tempat untuk bertahan, tapi sampai kapan saya bisa seperti ini?" ujar Sari yang berharap adanya uluran tangan dari pemerintah.

Ironisnya, kondisi seperti demikian terkadang diromantisasi dengan ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa yang disematkan kepada guru di Indonesia. Tanpa disadari, ungkapan tersebut berubah menjadi kekuatan kultural dan sosial yang membentuk identitas guru. Akibatnya, ungkapan ini seakan-akan menjadi pembenaran atas justifikasi kurangnya kesejahteraan guru dan menggiring sikap fatalistik yang mengekang kesempatan guru untuk memiliki kehidupan yang layak.

Lantas, mengapa perhargaan terhadap guru honorer cenderung tidak layak ?

Pakar Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Cecep Darmawan mengatakan bahwa pengangkatan guru honorer mengandalkan anggaran dana BOS yang terbatas, akibatnya gaji para guru honorer menjadi tidak layak. "Di UU ASN, UU Guru dan Dosen, tidak dikenal guru honorer, yang ada guru ASN dan guru Yayasan. Guru ASN itu ada PPPK dan PNS. Nah, kenapa muncul guru honorer karena kelalaian pemerintah untuk segera mengangkat guru-guru menjadi ASN, banyak guru pensiun sementara yang diangkat minim," ujar Cecep yang dilansir dari bbcnewsindonesia.com, Sabtu (28/10/2023).

Namun, bagaimanapun itu, atas jasanya yang sangat berpengaruh dalam mencerdaskan anak bangsa, kesejahteraan guru perlu ditingkatkan. Guru memiliki peran kunci penting dalam membentuk masa depan masyarakat dan negara. Mereka adalah agen perubahan yang memimpin siswa menuju pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan. Namun, seringkali kesejahteraan guru diabaikan dalam sistem pendidikan. Pentingnya peningkatan kesejahteraan guru adalah sebuah topik yang mendesak dan berikut ini beberapa alasan mengapa itu begitu penting.

  • Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Guru yang merasa dihargai dan didukung akan lebih termotivasi untuk memberikan pengajaran berkualitas. Gaji yang kompetitif dapat membantu menarik dan mempertahankan guru berkualitas. Guru yang merasa dihargai dan diberi imbalan yang adil cenderung memberikan pengajaran yang lebih baik, menciptakan lingkungan belajar yang positif, dan berinovasi dalam metode pengajaran. Ini akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima siswa.

  • Pengurangan Kelangkaan Guru

Di banyak tempat, terdapat kelangkaan guru yang serius, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Kenaikan gaji bisa membantu mengatasi masalah ini dengan menarik guru untuk mengajar di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

  • Menarik dan Mempertahankan Bakat

Untuk mendapatkan dan mempertahankan guru berkualitas, penting untuk menawarkan gaji yang adil dan paket insentif lainnya. Ini akan membantu mengatasi kekurangan guru yang sering terjadi di banyak tempat.

  • Mendukung Rekrutmen Guru Berkualitas

Untuk menarik individu yang terbaik dan paling berbakat ke profesi pengajaran, penting untuk menawarkan gaji yang kompetitif. Kenaikan gaji guru dapat menjadikan profesi guru lebih menarik bagi lulusan yang berpotensi.

  • Kesejahteraan Guru Menciptakan Perubahan Positif dalam Sistem Pendidikan

Guru yang merasa didengar dan dihargai lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam inisiatif perubahan positif dalam sistem pendidikan, seperti peningkatan kurikulum dan metode pengajaran.

  • Dampak pada Kesejahteraan Mental

Beban kerja yang tinggi dan tekanan dalam pekerjaan guru dapat berdampak pada kesejahteraan mental mereka. Peningkatan kesejahteraan guru juga berarti perhatian terhadap kesehatan mental mereka.

  • Penciptaan Lingkungan Belajar yang Berkelanjutan

Guru yang merasa didukung dan berkelanjutan dalam pekerjaan mereka akan lebih mungkin bertahan dalam profesi dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkelanjutan.

  • Motivasi dan Rasa Penghargaan

Kenaikan gaji adalah tanda penghargaan dan pengakuan terhadap pekerjaan guru yang penting. Ini dapat meningkatkan motivasi guru untuk terus meningkatkan diri dan berkontribusi secara positif pada sistem pendidikan.

  • Investasi dalam Masa Depan

Pendidikan adalah investasi dalam masa depan suatu negara. Dengan memberikan gaji yang baik kepada guru, negara secara tidak langsung berinvestasi dalam perkembangan sumber daya manusia yang lebih kompeten dan berdaya saing.

  • Menjaga Kontinuitas dalam Profesi

Gaji yang kompetitif membantu guru memilih untuk tetap berkarir dalam profesi guru. Ini dapat membantu menjaga kontinuitas dalam pendidikan, menghindari rotasi guru yang tinggi, dan memastikan bahwa siswa memiliki akses ke pengajar yang berpengalaman.

Kesejahteraan guru merupakan salah satu faktor terselenggaranya pendidikan yang baik. Agar kinerja guru meningkat maka perlu diusahakan kondisi yang layak diantaranya adalah insentif, pendapatan, serta rasa aman dan kemakmuran (Wahyudin, 2020). Maka dari itu, pemerintah diharapkan memiliki komitmen serius dalam mengatasi permasalahan ini dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningkatan gaji guru bukan hanya investasi dalam pendidikan, tetapi juga investasi dalam masa depan generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan. Melalui upaya ini, pendidikan dapat menjadi kekuatan yang mendorong kemajuan sosial dan ekonomi.

Referensi :

Fauzan, G. A. (2021). Guru Honorer dalam Lingkaran Ketidakadilan. Journal on Education. 4(1) : 197-208. (https://doi.org/10.31004/joe.v4i1.418, diakses 28 Oktober 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun