Mohon tunggu...
Dian Maulana
Dian Maulana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

biasa saja. menjadi admin di account @dianakimaulana

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Perjalanan Biasa

24 Mei 2013   23:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:04 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi hari ini adalah jumat 24 mei 2013, hari pengumuman kelulusan UN bagi anak anak SMA yang kelas 12. Alhamdulillah para murid saya lulus, di jalan saya melihat anak-anak pada curat coret pake pylox oh itu merk harusnya saya sebut cat semprot saja biar tidak jadi promosi. Iyah mereka menyemprotkan cat ke baju seragam mereka, ada juga yang menyemprotkannya ke rambut. Tradisi saling membubuhkan tanda tangan di seragampun tidak lepas dalam ritual ini. Oh tapi yang saya lihat di jalan itu bukanlah teman-teman yg belajar bareng dengan saya. Saya lihat mereka curat coret hanya hasilnya saja, dan itupun hanya dari display picture blackberry saja. Ah tuh saya sebut merk lagi. Harusnya display picture ponsel pintar berlogo buah. Iyah itu maksud saya.

Lalu apa yang dilakukan saya ketika teman-teman belajarnya tersebut menikmati euforia kelulusan. Oh saya hanya bersyukur kepada Allah, iyah harus bersyukur karena ketika bersyukur niscaya akan diberi lebih olehNya. Dan sayapun bersyukur juga karena hari ini saya jadinya tidak mengajar, jadinya hanya diam dikantor saja. Hanya menunggu jam 3 untuk pergi ke sebuah travel untuk pergi ke bandung. Yess saya tidak bilang nama travelnya. Alhamdulillah.

Kali ini didalam mobil travel saya tidak duduk di depan pinggir supir yg biasanya selalu saya ajak ngobrol dan saya isengin, tidak duduk di seat tengah yang ada wanita cantik akan tetapi duduk di seat paling belakang dengan seorang berusia sekitar 30an dan dia lelaki. Saya tidak ada kerjaan tidak bisa ngobrol dengan supir tidak bisa ngajak kenalan ke wanita cantik, tidak bisa mengajak mengobrol bapa bapa di pinggir saya dan tidak bisa juga untuk ngajak chat di hp dengan yg tadi pagi saya bangunkan setengah enam pagi. Dirinya sedang marah sedang bete karena saya menyebalkan. Ah Tuhan tolong dia bisa memaafkan saya ini.

Ditengah situasi serba tidak menurut saya itu ternyata saya lebih memilih pura-pura tidur, kenapa pura-pura tidur? Karena sambil memejamkan mata saya akan bilang dan nyebut asma asma Allah, kemudian diam lagi kemudian nyebut lagi. Itu hanya lima belasan menit saja kok. Setelah itu saya buka mata sambil berkat "tidak". Alhamdulillah itu memancing akhirnya untuk si bapa di pinggir saya bertanya: "kenapa de?" Lalu saya jawab dengan panik tapi itu sih pura-pura juga. Saya jelaskan bahwa saya barusan mimpi, mimpi bahwa mobil yang saya tumpangi ini akan kenapa-kenapa.

"Iyah pa, begitu mimpi saya. Serem"

"Ah masa sih? hanya mimpi itu. Jangan suudzon dek"

"Beneran deh pa, seperti film yg destination destination itu apa namanya?" Giliran saya bertanya karena si bapak nanya duluan, saya harus tanya balik dong biar terlihat sopan. heheh

"Oh film, final destination mungkin yah. Sudah husnudon saja, tadi sebelum naik berdoa gak? Mungkin adek tidak berdoa. Nah makanya jadinya begini" wah sang Bapa ini baik, bijak serta tahu tentang film. Hebat. Dan setelah tadi hampir 2 jam tidak ngobrol akhirnya saya bisa jadi ngobrol banyak dengan si bapa ini. Uh menyenangkan semua hal kita obrolkan, saya jadi tahu dia sudah punya dua anak dan mau jadi tiga karena isterinya sedang mengandung dan dia juga menasihati saya tentang kehidupan, menasihati saya untuk membuat target dalam hidup. Yah banyak sekali pelajaran dia beri ke saya. Dan maaf yah pa saya ngobrol sembari sesekali lihat hape karena saya berharap ada chat dari orang yang sekeren film Iron Man 3.

Segitu dulu mungkin ceritanya saya, akan saya tidak ceritakan bahwa pas di kilometer 96 Cipularang, saya bahas dengan sang Bapa tentang kecelakaan yang terjadi di mimpi yang saya karang itu terjadi di kilometer tersebut. Kemudian juga saya tidak akan bahas mengenai setelah turun dari travel saya membeli pecel ayam dan es jeruk, akan tetapi karena yg datang duluan adalah air kobokan yg ada jeruk nipisnya, maka saya pura-pura minum itu dan disuruh berhenti sama orang yang beli dan si pemilik warung pecel. Oh dan sekarang saya mau makan lagi di rumah. Mari makan semua, oh sedang tidak makan yah malah sedang baca tulisan saya yg tidak penting dan sebenarnya fiktif gak yah heheh. Terima kasih telah mau membaca. Semoga tidak seperti saya dan bahagilah selalu seperti yang anda inginkan.

oh kalau diceritakan kepada orang yang marah tadi sore ke saya. Dia pasti bilang “ini lucu ahaha” tpi itu juga tergantung moodnya dia deng. Eh iyah emang cerita ini lucu gitu menurut pembaca? Heheh.. Saatnya ucapkan oleh saya terima kasih dan juga minta maaf kepada sang bapa, para penumpang travel di mobil tersebut; mereka mungkin tidak komentar dan pura pura tidak dengar tapi saya tahu mereka mendengarnya dan kemudian menjadi tegang gegara mimpi saya. Oh iyah ke pedagang pecel dan pengunjungnya juga saya minta maaf dan terima kasih. Best regards.

Recent read: Sejarah Tuhan – Karen Armstrong. Pemulihan Jiwa – Dedy Susanto.

Recent Listen: The Joshua Tree – U2. This Earth Is Not Cold Dead Place – Explosions In The Sky

Recent Watch: Madagaskar, Up In the Air dan Enemy at the Gates.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun