Tidak ada kata terlambat untuk hal-hal baik, seperti ajaran agama tentang solat “cepat-cepatlah solat ketika kamu ingat” sama halnya dengan menulis “cepat-cepatlah menulis ketika kau ingat”. Mengutip dari perkataan Pram, Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat. Mencoba menuliskan apa yang diketahui dan didengar dari keadaan masyarakat saat ini dan membandingkanya dengan sebuah teori, bukanlah hal yang mudah namun bukan mustahil untuk dicoba.
BURUH, KAPITALIS DAN PEMERINTAH
Karl Mark adalah seorang manusia yang hidup pada abad-18 yang telah mengguncangkan dunia karena pemikirannya, penghargaan itu tentunya bukan didapatkan saat ia hidup, melaikan saat ia telah meninggal. Seperti yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer, Mark tidak pernah hilang dari masyarakat hingga saat ini karena semua pemikirannya yang ia tuliskan dalam buku-buku seperti das kapital, the German Ideology,dll. Sehingga entah apa sebutan yang tepat bagi Mark, apakah ia seorang filsuf, ekonom, pemikir atau yang lainnya karena hal itu sampai sekarang masih diperdebatkan dan yang pasti adalah, bahwa ia telah menciptakan sebuah ideologi bagi penggemarnya. Mark lahir pada tahun 1818 di kora Trier, dan ia adalah seorang yahudi. Ia lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya bekerja sebagai pengacara yahudi yang selalu berpindah-pindah agama demi kata melangsungkan kehidupan. Semua manusia mendasarkan tingkahnya pada field of experience dan frame of referent, hal itupun ternyata sama dengan Marx karena ia selalu mendasarkan pemikiran-pemikirannya itu pada realitas yang terjadi.
Mark adalah satu-satunya pemikir yang paling lengkap terhadap kapitalisme, karena dari awal Mark telah sadar terhadap bahaya dari mahluk yang satu ini. Ada sekitar 13 inti dari pemikiran Mark seperti produksi Material, eksploitasi kapitalis, materialisme dan dilaektika, alienasi,dsb. Namun yang paling berpengaruh dan merupakan inti dari pemikirannya adalah materialisme sejarah.
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk no 5 terbanyak di dunia dan jumlah buruhnyapun terbesar setelah Cina. Sehingga bukan persoalan kecil yang harus diselesaikan untuk melindungi hak-hak para buruh dari kata eksploitasi para kapitalis, diperlukan adanya campur tangan negara demi menyelesaikan persoalan ini. Seperti yang dikatan oleh John Lock bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup, merdeka dan memiliki sesuatu, manusia menyadari pentingnya untuk membuat badan-badan “pemerintahan” untuk melindungi hak-haknya. Namun fenomena yang ada saat ini pemerintah kita menetapkan upah minimun regional (UMR) yang kecil, menswastanisasikan BUMN, sehingga kontrol pemerintah semakin kecil dan masyarakat menjadi korban utama.
Keadaan buruh kita sudah sangat menderita dengan segala kesepakatan yang tidak sepakat, bahkan merekapun teralienasi dari pekerjaan dan dirinya sendiri. Namun percayalah tidak ada satu manusia normalpun yang mau seumur hidupnya ingin ditindas dan dieksploitasi, oleh karena itu menurut Mark jalan satu-satunya adalah dengan revolusi proletar.
Bukan salah para kapitalis yang memiliki modal dan mencari untung sebanyak-banyaknya dari hasil produksi tetapi kesalahan itu terjadi karena para kapitalis tidak memperhatikan kesejahtraan para buruh dan bertindak tidak adil sehingga buruh hanya digunakan sebagai alat pemuas dahaga kekayaannya saja. Dan bukan salah para kapitalis pula yang menjadi gurita pemegang kekuasaan namun karena otoritas pemerintah yang lemahlah yang menyebabkan buruh dengan leluasanya dapat tereksploitasi oleh para kapitalis.
Sekian dan terimakasih..........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H