Rombongan kami diterima di rumah tetua adat di sana. Kami disuguhi kopi dan jajanan. Ritual ini dilaksanakan setiap ada pengunjung. Setelah itu ada petugas yang mengantar kami menuju bangunan tempat istirahat.Â
Di bangunan tersebut, di atas lantai kayu berjajar kasur ukuran single, banyak sekali. Semua pengunjung hari itu ditempatkan di bangunan yang sama. Ramai sekali suasananya. Setelah meletakkan barang bawaan, kami bergantian ke toilet. Bangunan toilet terletak di belakang tempat kami istirahat. Ada beberapa kubikel kamar mandi sederhana. Lampunya suram dan airnya sangat dingin.
Di perjalanan tadi kami sudah mendapat informasi bahwa listrik di Waerebo hanya ada dari jam 6 sore hingga 10 malam. Jadi begitu sampai semua orang langsung mencari colokan listrik dan mengisi daya ponsel masing-masing. Listrik di desa ini berasal dari genset yang solarnya tiap hari diangkut naik bukit oleh penduduk. Oleh karenanya hanya dinyalakan beberapa jam sehari supaya hemat. Terbatasnya suplai listrik, koneksi internet lemah bahkan padam, desa ini benar-benar terasing.
Karena hujan dan tas tidak dilapis kantong plastik alhasil baju ganti saya agak basah. Karena tidak ada baju lain terpaksa pakai baju lembab, dan baju untuk besok pagi kami bentangkan di atas kasur dan di atas kursi, supaya paginya agak kering.
Setelah makan malam yang disiapkan oleh penduduk desa, kami kembali ke tempat menginap. Udara mulai dingin dan gerimis masih turun. Jam 10 malam lampu dan listrik dipadamkan dan hanya tersisa 1 lampu kecil di langit-langit dan di area kamar mandi.
Karena lelah, meskipun baju masih agak basah dan ruangan masih agak ramai oleh obrolan rombongan lain, saya akhirnya terlelap juga.
Langit cerah ketika kami bangun. Kesempatan untuk foto-foto dan melihat-lihat suasana sekitar. Lalu setelah sarapan kami kembali ke Labuan Bajo.
Catatan:
Informasi terakhir yang saya baca dari internet (24 Juli 2024) PLN sudah memasang panel surya di desa Waerebo. Sebuah kemajuan yang semoga membawa manfaat besar bagi penduduk lokal, dengan tetap menjaga budaya aslinya.