Belakangan ini cuaca memang tidak menentu. Pagi langit cerah dengan indikasi siang yang panas terik, eh lepas zuhur tiba-tiba mendung terus rintik-rintik. Senang sih kalau ternyata mendungnya benar-benar menurunkan hujan, karena lebih sering langitnya PHP, pemberi harapan palsu. Di Bekasi dapat mendung dengan hawa yang pengap, eh hujannya di Jakarta atau Depok.Â
Semalam hujan turun cukup deras di tempat saya. Sudah lewat jam 9 malam, harusnya sudah tidak boleh mengisi perut karena tidak baik untuk badan yang sudah gemuk.
Terlihat dari sudut mata suami pergi ke dapur.
"Mau mie kuah gak?" dia bertanya.
Wah tawaran menarik! Pas banget ini untuk hari berhujan.
Mie kuah panas, dengan sayur pokcay atau lembaran kangkung, ditambah topping bawang goreng, irisan cabe rawit dan krupuk putih. Nikmatnya tiada tara.
Mie kuah (sengaja tidak saya tulis merknya supaya tidak dituduh promosi) memang tak pernah salah. Mau dimakan pagi, siang, sore, di kantor, di pantai, di gunung, di tempat wisata, tetap enak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H