Mohon tunggu...
Diana F Singgih
Diana F Singgih Mohon Tunggu... Lainnya - baru belajar menulis

Pensiunan yang saat ini hobinya merajut dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu

11 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 11 Agustus 2024   17:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lewat khayal kusentuh engkau
benamkan dalam telaga selaksa kenangan
tempatku lebih dulu kuyup
Lantas berdua kita kejar bianglala
ungu, kuning, merah, di cakrawala
Dan di batas lelah kita sama terhempas
bertukar tawa, tatap dan senandung hati.

Lewat imajinasi kurengkuh engkau
Saat malam membeku di 29 Ramadan
Serangga mati dan aku cuma sendiri di sini
bermain lagu-lagu lama, buku-buku usang
sedang segenap pikir terkait padamu.

Angin berdesir di perbukitan utara kota
pantulkan sepi dan sunyi rasa diri
Kau dengarkah?

Lewat lamunan kudekap engkau
dekat-dekat di hati
dan pada lonceng dua belas aku tersadar
bayang-bayang luruh pada dingin malam
berganti air mata

(originally posted on my wordpress account: wordpress.com/post/dianafn.wordpress.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun