Kami, suami dan saya, berkunjung ke pasar ini bulan Februari 2024. Sengaja menyempatkan berhenti dan menginap di Temanggung dalam perjalanan kami dari Malang kembali ke Bekasi, karena penasaran dengan pasar yang sedang ngehits menjadi destinasi wisata di Temanggung.
Pasar Papringan terletak di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dari hotel tempat kami menginap, Front One Resort, perjalanan 25-30 menit dengan mobil. Lokasinya mblusuk ke dalam hutan bambu, melewati jalan kecil yang lebarnya pas 1 mobil dan 1 motor, jadi kalau dua roda empat berpapasan harus ekstra hati2 dan sabar untuk bergantian lewat. Mendekati lokasi pasar, ada pemukiman penduduk dan petugas yang mengatur parkir.Â
Pasar ini buka dari jam 6 pagi hingga 12 siang, diadakan di hari Minggu Pon dan Minggu Wage. Jadi hanya 2x dalam sebulan.Â
Dari tempat parkir yang sebenarnya adalah di depan deretan rumah-rumah penduduk dan masjid, terlihat papan penunjuk arah. Kami melewati jajaran perdu kopi memasuki area loket penukaran uang.
Kenapa dinamakan pasar Papringan? Karena terletak di dalam hutan bambu (pring) dan mata uangnyapun dari potongan batang bambu. Di pintu masuk kami harus menukar uang rupiah dengan Pring, 1 Pring senilai dengan Rp2000. Berbekal satu ronce Pring senilai Rp20.000 saya masuk ke dalam pasar.
Pasar ini sangat menarik dan membahagiakan. Menarik bagi pecinta kuliner, membahagiakan para pecinta lingkungan karena tidak ada limbah plastik di sini, memuaskan hobi fotografer dan pecinta konten. Penyuka kopi juga bisa merasakan kopi Temanggung yang cukup enak di lidah saya.Â
Di bagian depan pasar adalah tempat para pedagang hasil bumi. Sayuran dan buah segar tertata di atas amben (bangku) dari bambu. Area berikutnya adalah area makanan dan minuman. Beragam jenis masakan ada di situ. Dan semuanya terlihat mengundang selera.Â