Mohon tunggu...
Diana Fatmawati
Diana Fatmawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Status sebagai mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Mandala

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkunjung ke Pabrik Gipang dan Brondong di Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

25 Juli 2023   19:15 Diperbarui: 25 Juli 2023   19:29 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PECORO, KABUPATEN JEMBER – Hari Rabu (19/7), mahasiswa KKN Kolaboratif #2 Tahun 2023 Kelompok 087 melakukan survey kesalah satu tempat produksi UMKM Bipang dan Brondong di Dusun Bindung, Desa Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. Produksi bipang dan brondong ini dikelola oleh Bapak Sugito dan telah berlangsung selama 15 tahun. Keahlian dalam membuat bipang diperoleh Bapak Sugito ketika bekerja dan ikut merantau kakaknya ke Banyuwangi. 

Pada awalnya, Bapak Sugito memproduksi bipang di rumah sendiri tanpa bantuan dari pekerja tambahan. Seiring dengan berjalannya waktu, minat konsumen terhadap bipang semakin meningkat sehingga penjualan bipang juga ikut mengalami peningkatan. Hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membeli rumah produksi bipang yang ukurannya lebih luas dibandingkan rumah produksi sebelumnya. Dengan meningkatnya hasil penjualan tersebut, Bapak Sugito akhirnya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi tetangga disekitarnya. Hingga saat ini, jumlah pekerja dari produksi bipang dan brondong milik Bapak Sugito berjumlah sekitar 15 orang.

Selama menjalan kegiatan produksi ini, Bapak Sugito tentu mengalami beberapa kendala diantaranya kurangnya fasilitas alat seperti mesin, tidak dapat menerima lebih banyak pekerja serta produk dari bipang sendiri tidak dapat bertahan lama karena tidak menggunakan bahan pengawet sehingga produksinya hanya dilakukan ketika konsumen memesan saja. 

Selain itu, kendala dalam kegiatan produksi ini diperoleh dari bahan baku yang digunakan. Untuk produk bipang, bahan utama yang digunakan yaitu beras yang mana dalam pemilihan beras ini memerlukan trik khusus yaitu dipilihnya beras dengan kualitas biasa dan bentuknya tidak pecah. Karena jika beras yang digunakan pecah, maka hasil dari bipang itu sendiri menjadi kurang menarik. Sedangkan untuk produk brondong, dipilih bahan utama berupa jagung yang tidak kering.

Untuk proses pengemasan, bipang dikemas menggunakan plastik polipropilen (PP) yang mana dalam satu bal berisi 5 pack dan dalam 1 pack berisi 10 pcs bipang. Menurut Mas Davi selaku anak dari Bapak Sugito mengatakan bahwa dalam satu kali produksi dapat menghasilkan 100-200 bal bipang. Sedangkan untuk proses pemasarannya hanya dilakukan di area sekitar Jember saja dan masih belum sampai keluar kota.

Penurunan produksi bipang sering kali terjadi dipertengahan waktu antara Hari Raya Idul Fitri ke Idul Adha sehingga pemasukan pun ikut berkurang. Menurut Mas Davi, hal itu terjadi karena diwaktu tersebut biasanya banyak warga yang menyelenggarakan pesta pernikahan sehingga minat konsumen terhadap bipang menjadi berkurang. Namun setelah waktu tersebut, produksi bipang kembali seperti semula

Dokumentasi KKN 087 PECORO
Dokumentasi KKN 087 PECORO

Dokumentasi KKN 087 PECORO
Dokumentasi KKN 087 PECORO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun