Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tenang, Setiap Masalah Ada Jalan Keluarnya

20 Maret 2022   22:16 Diperbarui: 20 Maret 2022   22:23 2822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: ekrut.com

Masalah adalah apa yang kamu anggap masalah. -Pidi Baiq

Masalah bukanlah hal baru bagi setiap orang. Namun kedatangannya seperti kembang api dipenghujung malam, mengejutkan. Tidak satu pun menginginkan kehadirannya tapi tetap saja ia datang tanpa pandang bulu. Jika dipikir dengan terus adanya masalah akan melatih manusia berpikir kritis dan memecahkannya. Tapi kembali fakta tidak selalu begitu.

Dapat dikatakan masalah merupakan bagian dari pendewasaan. Dengan datangnya masalah kita dapat berbenah diri dan mengoreksi apa yang menjadi akar masalah tersebut. Semua kembali pada sikap individu dalam menghadapinya, atau mungkin ada yang lebih memilih lari dan tidak menyelesaikannya. Segala sesuatu yang rumit pasti memiliki titik terang, karena Tuhan selalu menciptakan sesuatu berpasangan.

Apapun yang namanya masalah tentu tidak menyenangkan, namun jika kita mau menghadapi dan menikmati prosesnya maka dapat kita temui satu pembelajaran dan hikmah yang berkesan. Dalam memecahkan masalah tidak dianjurkan untuk gegabah mengambil langkah. John Dewey mengungkapkan terdapat lima tahapan pemecahan masalah, sebagai berikut:

  • Mengenali masalah menjadi tahap awal yang dipilih John Dewey. Sebagai contoh ketika masalah datang, alih-alih sembrono mengambil keputusan agar cepat selesai sebaiknya berkenalan dahulu dengan masalah tersebut. Apa yang menjadi penyebabnya, apakah masalah tersebut permasalahan yang besar dan pertimbangan lainnya.
  • Mendefinisikan masalah menempati tahapan kedua. Setelah menemukan titik penyebab permasalahan, perlunya mendefinisikan masalah tersebut untuk mencapai beberapa perkiraan solusi.
  • Setelah melewati tahap kedua, masuklah pada mengembangkan beberapa solusi yang mungkin. Tahap ketiga ini merupakan pengembangan dari perkiraan solusi pada tahap dua. Setiap masalah tentunya perlu disesuaikan dengan beberapa sudut pandang. Dari hal tersebut muncul lebih dari satu solusi yang perlu dibahas.
  • Menguji beberapa ide bisa dalam bentuk mengobrol dengan orang terdekat dan terpercaya. Istilahnya saat ini yaitu curhat. Sepertinya curhat memang menjadi kebutuhan utama bagi orang yang sedang stress menghadapi masalah. Tentunya dengan orang yang tepat.
  • Langkah terakhir yaitu mengambil hipotesis terbaik. Setelah semua tahap telah dilakukan tibalah pada pengambilan keputusan langkah yang akan diambil. Tentunya keputusan ini telah disaring berkali-kali dan menjadi pemenang solusi terbaik untuk memecahkan masalah.

Tahapan diatas dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bobot masalah berat maupun ringan setidaknya tidak diselesaikan dengan gegabah. Meskipun tidak menyenangkan tetap hadapi dan selesaikan.

Menurut Newell dan Simon (1972:287) ilmuwan kognitif, mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi dimana seseorang ingin berbuat sesuatu namun tidak mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai keinganan tersebut. Newel dan Simon juga menciptakan sebuah teori tentang pemecahan masalah.

General Problem Solver (GPS) pertama kali dikenalkan oleh Newell dan Simon, ilmuwan kognitif Amerika Serikat juga Cliff Shaw, ahli teori keputusan pada tahun 1958. Kemudian GPS ini dikembangkan lebih lanjut pada 1972. Teori ini memposisikan masalah sebagai tabel koneksi yang menunjukkan jarak keadaan awal menuju keadaan tujuan. Kemudian pemecahan masalah dicari dalam ruang masalah menggunakan tindakan yang diizinkan. Tugasnya yaitu menemukan jalur tindakan dari keadaan awal menuju keadaan tujuan.

Keadaan awal yang dimaksudkan adalah dimana masalah mulai muncul dan keadaan tujuan menjadi jalan keluar permasalahan tersebut. Teori ini telah banyak digunakan dalam memecahkan masalah salah satunya yang terkenal penyelesaian masalah menara hanoi yang dapat melatih kemampuan problem solving dan menemukan rumus pola bilangan. 

Teori ini dapat pula diibaratkan seperti catur dimana keadaan awal yaitu posisi awal dalam permainan kemudian skakmat lawan menjadi kiasan dari keadaan tujuan. Sebagai contoh sederhana, seorang ayah sedang berada dirumah dengan anak satu-satunya yang masih kecil. Saat akan mengantarkan anaknya ke sekolah ternyata ban mobilnya kempes dan tidak ada kendaraan lain. Maka keadaan awal masalah tersebut adalah ban mobil yang kempes dan keadaan tujuan yaitu mengantar anak ke sekolah. Dalam hal inilah heuristik kognitif diimplementasikan yang menuntut proses berpikir kritis serta analitis untuk mencari dan memperoleh sendiri solusi permasalahan yang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun