Terasa semakin dewasa sepertinya perlahan mulai kehilangan beberapa teman sebaya. Bukan hanya perihal kehilangan wujud tetapi juga kehilangan komunikasi. Pada umumnya manusia mulai berinteraksi dengan teman sebaya adalah ketika duduk di bangku sekolah. Banyak berkenalan dan saling bertukar cerita sudah menjadi kebutuhan setiap manusia.Â
Tak terkecuali bagi seorang anak. Sepertinya banyak orang tua membatasi pergerakan anak dalam dunia berteman dan bermain. Beberapa alasan seperti demi kebaikan anak banyak dijadikan alasan utama orang tua dalam membatasi anak mereka. Padahal anak juga membutuhkan teman berbagi, teman bermain, bahkan teman untuk bertengkar yang sesuai dengan usia mereka karena terkadang sebagai orang tua tidak dapat memahami apa yang sedang mereka rasakan.Â
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan teman sebaya sebagai kawan atau sahabat. Santrock turut berpendapat tentang teman sebaya yaitu anak-anak dengan tingkat usia, kemampuan dan kematangan yang sama. Mendengar kata teman sebaya yang pertama kali muncul dalam bayangan memang teman-teman yang memiliki usia sama dengan kita.Â
Tidakkah anda teringat peran teman sebaya bagi kehidupan anda sekarang? Betapa pentingnya mereka dan segala dampak dari pengaruh yang mereka berikan hingga saat ini. Hal baik maupun buruk dari teman selalu membawa pengaruh pada sikap dan cara berpikir kita. Entah itu mengikuti atau menolak semua kembali pada diri sendiri juga lingkungan sekitar. Lalu bagaimana teman sebaya bagi ruang lingkup anak usia dini?
Bermain merupakan sebuah kegiatan yang disenangi anak bahkan mereka dapat melakukannya setiap hari. Tetapi sangat disayangkan banyak orang tua tidak mengerti arti penting dari bermain. Sampai-sampai mereka bisa memarahi anak jika banyak bermain bersama teman-temannya. Bahkan tidak sedikit orang tua dengan cara berpikir bahwa teman-teman anak mereka membawa pengaruh yang buruk. Mari hapus pemikiran kuno seperti itu.Â
Manusia tumbuh dan berkembang tidak hanya memiliki satu kemampuan yang butuh untuk dikembangkan. Manusia memiliki enam aspek perkembangan yang perlu dimaksimalkan terutama saat usia dini, karena masa emas manusia adalah ketika memasuki usia dini. Salah satunya adalah aspek perkembangan sosial-emosional.
Aspek perkembangan tersebut membutuhkan peran orang lain dalam perkembangannya. Nah, bermain menjadi peran besar dalam perkembangan aspek tersebut. Ketika si kecil menginjak usia dini, ajak mereka untuk berkenalan dengan teman sebayanya. Kenalkan mereka bermain dengan temannya setelah lama mereka hanya bermain dengan ayah, ibu, atau kakaknya.Â
Para peneliti mengatakan bahwa bermain adalah pusat pembelajaran anak-anak. Tidakkah anda melihat dengan jelas betapa senang dan enjoy nya anak-anak ketika bermain dengan teman-teman nya. Yang tidak tampak jelas mungkin manfaat yang didapat anak dari bermain. Beberapa hal yang didapat anak dari bermain, yaitu:
- Membantu anak berpikir kreatif, karena dalam permainan mereka belajar berbagai macam pemecahan masalah yang mereka dapat dari permainan mereka.
- Bermain kini berkaitan juga dengan perkembangan bahasa, karena anak mendapat banyak kosa kata baru saat bermain. Tentu saja hal tersebut mengarah pada kemampuan dan keterampilan bersosial yang positif.
- Secara tidak langsung, bermain juga mengarahkan anak belajar membaca dan menulis.Â
Banyak hal yang dapat orang tua lakukan untuk membantu anak mendapat banyak pelajaran dari permainan mereka. Tentunya segala aspek perkembangan anak tidak terlepas dari pentingnya peran teman sebaya bagi anak. Bekali anak dengan pengertian sederhana membedakan antara hal baik dan buruk.Â
Sehingga anda tidak perlu khawatir berlebih ketika anak mulai sering bermain dengan teman-temannya. Percayakan saja pada mereka dan selalu jaga komunikasi anda dengan anak. Setelah itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan bantu anak dalam setiap proses perkembangannya.