Dulu kau begitu meyakinkan
Kau berikan kami harapan
Bagai mentari dikala senja
Bagai pujangga dengan syair ajaibnya
Yang terdengar lirih meyakinkan
Janji demi janji engkau ucapkan
Terkadang sumpah Tuhan pun engkau jadikan nyanyian
Menjadikan tiang pancang janjimu
Entah apa yang ada di benakmu
Entah apa yang engkau pikirkan
Bukan keputusan
Bukan juga kepastian
Tidak ada solusi
Kalau engkau tidak berpikir, mana mungkin engkau terpilih
Rekayasa atau kecurangan kah yang engkau tempuh
Mungkin terlalu bodoh bagi kami untuk menyadarinya
Ataukah selalu keberuntungan itu engkau yang miliki
Kami di sini menunggu
Kami di sini menanti
Kehidupan layak yang engkau rasakan setiap detiknya
Cobalah sekali saja kau melihat
Sakit hati kami
Duka lara kami
Sebelum Tuhanmu mengambil indramu
Wahai engkau yang terpilih
Lihatlah, apa yang telah kau perbuat untuk kami
Engkau rusak alam kami
Engkau rusak pondasi kami
Engkau keruk semua kekayaan kami
Demi Negara tercinta yang jadi topeng keserakahanmu
Kami di sini terasing
Kami ada seolah tidak dianggap
Jangan salahkan kami karena bodoh
Jangan salahkan kami karena berpaling
Engkaulah yang membuang harapan kami
Wahai engkau yang terpilih
Jujurlah
Bertanggung jawablah engkau
Bukalah nuranimu
Agar kami tidak merasa terasing sebagai bagian dari Nusantara
Daerah kami
Perbatasanan kami
Agar senantiasa kita jaga bersama demi Nusantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H