"Emmmhh, nggak tau tuh Den, aku belum ada kabar dari yang lain. Aku juga baru ketemu kamu hari ini ko, hehehe"Â
"Iya juga sih, heheheh" Kita berdua sambil tersenyum.
Perbincanganpun mulai mencair, rasa gugup mulai hilang, di barengi dengan guyonan - guyonan hangat. Tidak terasa bus pun hampir sampai di rumahnya. Enggan rasanya untuk berpisah. Rumahku hanya berbeda RT dengannya. Jaraknya pun tidak terlalu jauh.Â
Sesampainya di rumah dan sehabis mandi, aku langsung rebahan. Pikiranku melayang mengingat kejadian yang tidak pernah kuduga. Aku menyimpan perasaan ini ketika kita masih SD. Sekitar 5 tahun tidak pernah seakrab itu.Â
Aku selalu mengaharpaknya, memimpikannya dan mendambakannya. Dia sosok perempuan yang mampu mencuri hati ini. Tidak pernah merasakan ketulusan cinta selain kepadanya.Â
Aku selalu menunggunya, sampai sang janur kuning melengkung, aku akan tetap menunggu. Kurang lebih sepuluh tahun aku bertahan. Sampai detik ini dan saat cerita ini di buat, aku masih menunggumu. Aku selalu menunggumu, menantimu, dan mendambakanmu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H