Mohon tunggu...
Diana PutriArini
Diana PutriArini Mohon Tunggu... Psikolog - Diana Putri Arini

Penyuka filsafat hidup, berusaha mencari makna hidup agar dapat menjalani hidup penuh kebermaknaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mental Inferioritas Bergenerasi pada Orang Inlander

20 Januari 2021   19:52 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:56 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama berabad-abad bangsa Maori mengalami agresi, pembantaian dan perang tak berujung. Bahkan salah seorang pimpinan Militer memiliki rumah yang berisi kepala orang-orang Maori yang dibantai. 

Ketakutan terhadap orang kulit putih di New Zealand yang sudah merampas tanah mereka, membantai saudara mereka dan merusak kehidupan mereka menjadi sebuah trauma dinamakan Whakama. 

Aku baca saat ini populasi suku Maori mencapai 15% dari total jumlah penduduk negara. Walau keadaan negara sudah aman, Global Peace (2018) menyebutkan New Zealand adalah peringkat kedua negara teraman dengan tingkat kejahatan rendah, tingkat keamanan dan kesehatan yang baik. 

Meski begitu luka akibat pembantaian tidak mampu dihapus oleh waktu, sehingga trauma antar generasi itu tercipta dalam bentuk fobia sosial spesifik. 

Kembali ke inferioritas bangsa Indonesia pada orang-orang yang disebut dengan bule (kata bule ini luas mencangkup orang asing), mengapa sebagian besar orang Indonesia menganggungkan bule? 

Aku teringat Sukarno dalam bukunya mengatakan ketika di disekolahkan di sekolah dengan orang Belanda, nilai pelajaran untuk orang Indonesia adalah 6 tidak boleh lebih.

Apakah karena didikan di zaman dulu yang membuat kita tidak mampu menunjukkan potensi diri, sehingga menjadi gagap berbicara dengan bule secara lantang? Tulisan ini bukan mengatakan aku pendukung xenophibia, namun hanya menunjukkan realita kenapa kita begitu mengagungkan bule? 

Tidak percaya....

Cobalah pergi ke objek wisata seperti Bali, kamu akan mendapatkan perlakuan berbeda ketika belanja di warung karena kamu orang Indonesia. jujurr saja, waktu saya mau ke luar negeri, saya mendapatkan diskriminasi dengan bule. 

Petugas imigran begitu ramah dengan bule, lalu memandang saya dengan tatapan sebal menanyakan ngapain saya ke luar negeri dengan wajah tak ramah. Pelaku diskriman adalah orang yang memiliki kebangsaan yang sama dengan saya. 

Oh iya... saya jadi teringat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun