Mohon tunggu...
Diana Amalia
Diana Amalia Mohon Tunggu... -

Mahasiswa psikologi jayabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demensia dalam Neurologi

5 April 2014   13:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

DEMENSIA dalam Neurologi

Demensia berasal dari kata Latin yang berarti de "terpisah" dan mens  berarti "pikiran". Demensia adalah penurunan progresif fungsi kognitif - (kemampuan proses berpikir/kecerdasan).
Progresif berarti gejala secara bertahap dan akan menjadi lebih buruk. Penurunan ini lebih dari yang diperkirakan dari penurunan normal dan ini akibat kerusakan atau penyakit. Kerusakan bisa disebabkan oleh stroke, Demensia merupakan gejala gangguan fungsi otak karena penyakit tertentu. Penyakit Alzheimer, stroke dan lewy body adalah penyebab demensia yang paling umum. Penyakit lainnya yang dapat menyebabkan demensia antara lain: HIV/AIDS, multiple sclerosis, Parkinson, progressive supranuclear palsy, tumor otak, dsb.
Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala dementia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins, P.V. 2006)


Demensia adalah sindrom non-spesifik di mana daerah yang terkena fungsi otak mungkin akan terpengaruh, seperti memori, bahasa, pemecahan masalah dan perhatian. Pada tahap selanjutnya orang mungkin tidak akan tahu hari, bulan dan dimana dia berada, dan mungkin tidak dapat mengenali orang-orang disekitarnya. Orang awam mengetahui juga adanya gejala deimensia yaitu dimaknakannya “Pikun”. Namun pikun selalu di hubungkan dengan usia yang lebih lanjut. Tetapi pada penilaian lebih mendalam,ternyata bahwa fungsi intelektual yang memperlihatkan sifat-sifat perencaanan, regulasi, dan verifikasi semua mengalami penurunan. Daya berfikir,daya untuk dapat mempertimbangkan dan berbuat sesuatu semuanya menurun.

Demensia dapat di bagi dalam demensia yang reversible dan yang tidak reversible. Pembagian dalam demensis sinilis dan presinilis menyertakan karena demensia dikaitkan dengan usia. Pada demensia reversible, daya kognitif dan fungsi luhurnya terganggu karena metabolism neuron-neuron kedua hemisferium tertekan oleh berbagai sebab apabila sebab ini dihilangkan maka metabolism kortikal akan berjalan sempurna kembali. Dan apabila sebab ini sudah menimbulkan kerusakakn infrastruktur neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih kembali dan dimensia menetap. Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua belah hemisfer. Yang mencakup daerah persepsi primer, korteks motorik, menimbulkan demensia. Karena daerah motorik, piramidal dan ektrapiramidal ikut terlibat secara disfungsi maka hemisferesis atau monoparesis dan diplegia juga dapat melengkapkan sindrom dimensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan ekspiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organic masih dapat ditimbulkan. Pada umumnya tanda-tanda tersebut mencerminkan gangguan pada Korteks pemotorik dan prefrontal. Tanda tersebut diungkapkan dengan membangkitkan refleks-refleks.

Sumber:

dr.Ratna Mardiati,SpKJ. Pengantar Neuropsikologi, 2010, Sagung Seto

http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-dementia.html

Proft.DR. Mahar Marajono. Neurologi Klinis Dasar.2009, Dian Rakyat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun