Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ketika "Assalamualaikum" Berbalaskan "Maaf Saja"

31 Agustus 2016   09:12 Diperbarui: 31 Agustus 2016   11:45 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Dua hari menjelang ramadhan, aktifitas pengemis meningkat di Kota Bireuen, Rabu (17/6). (Kompas.com/Desi Safnita Saifan)

Mengucapkan salam adalah suatu bentuk kasih sayang yang mampu menjalin tali persaudaraan, begitu juga dengan mengucapkan assalamualaikum. Tapi tahukah Anda arti dari ucapan tersebut? Ya, artinya adalaha 'semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kalian' (AMIN). 

Tapi bagaimana jika assalamualaikum yang sebegitu sucinya malah disalahgunakan? Entah masuk dalam kategori disalahgunakan atau bukan, tapi melihat fenomena assalamualaikum ala para pengemis dari rumah ke rumah rasanya membuatku terheran-heran. Bagaimana tidak, sembari mengucap assalamualaikum mereka terus berdiri di depan pintu rumah kalo belum diberi uang receh. 

Atas dasar apa saya harus beri mereka uang? Apa karena sedekah? Ya bolehlah kalo sedekah karena hukumnya sunah, tapi gimana kalo yang disedekahkan tidak masuk dalam daftar? Karena sedekah kepada pengemis abal-abal juga menjadi haram. Entah itu urusan merekalah pokok na mah, karena tulisan di sini tanpa maksud melarang sesuatu. Oh jangan-jangan karena assalamualaikum maka kita harus memberi imbalan atas doa keselamatan dari marabahaya, duuuh aneh rasanya. Kalo alasannya karena assalamualaikum yang terucap, maka setiap tamu, kawan, guru, dan saudara/i yang mengucapkannya pun harus diberi imbalan begitu? Kalaupun tak ada uang juga harus dibalas dengan "maaf aja" bukan di balas dengan waalaikumsalam.  

Fenomena "Maaf Aja"

Ponakanku baru dua tahun umurnya. Karena anak kecil, cenderung meniru apa yang ia lihat. Suatu hari sambil membungkukkan punggung dan membawa kopiah kakeknya sebagai wadah uang receh, dia mengucap assalamualaikum dengan nada dilambat-lambatkan. Ya, tak salah lagi dia menirukan gaya para pengemis rumahan yang gayanya bak orang menahan lapar. Kakeknya pun melongo bengong melihat aksi cucunya. Karena penasaran dengan apa yang diceritakan, aku pun meminta ponakanku menirukan gaya pengemis rumahan lagi. Waah dengan sigap dia mengangkat tangannya seolah-olah memegang wadah untuk uang receh sambil mengucapkan assalamualaikum. Spontan aku pun tertawa melihat aksi bocah ini. Aku tertawa bukan karena aksi ponakanku yang baru dua tahun loooh, tapi karena kakaknya yang masih duduk dibangku PAUD membalasnya dengan, "Maaf aja".

Pernah ada kejadian yang serupa di rumah saudaraku juga. Waktu itu hari Minggu (karena biasanya pengemis rumahan ramai berkunjung di hari libur). Nah saudaraku lagi nyapu atau asik nonton TV atau ah entahlah pokokna mah dia lagi melakukan aktivitas aja. kemudian terdengar suara orang mengucapkan salam di hari minggu siang bolong, pikirnya itu mungkin pengemis mingguan. Spontan dia pun menjawab dengan, "Maaf aja", tapi si pengemis terus mengucapkan salam berulang-ulang begitu juga saudaraku yang membalas, "Maaf aja," berulang-ulang. Sampai akhirnya saudaraku kesal karena pengemis ini maksa banget, dia lantas keluar rumah hendak menemui pengemis tersebut. Tapi sesampainya di pintu depan yang dia lihat adalah tetangganya yang langsung bilang, "Teh, mau ngambil kue cincin pesenan Mama." Lah, ke mana pengemisnya?

Jika tidak ada uang atau sedang sibuk dan enggan mencari uang receh ke laci, maka kita membalas dengan "maaf aja" kepada pengemis yang mengucapkan salam, hal itu bisa membuat kita secara tak sadar menjadikan suatu kebiasaan tanpa menjawab salamnya terlebih dahulu dengan "waalaikumsalam". Bahkan yang paling mengkhawatirkan adalah bagaimana jika ternyata yang mengucapkan salam di depan pintu rumah kita adalah tamu yang hendak bersilahturahmi atau memiliki kepentingan tertentu. Karena ketika seseorang mengucapkan salam, hukum membalas salam adalah wajib. Masalah ingin memberi atau mengucapkan "maaf aja" itu urusan belakangan setelah menjawab "waalaikumsalam". 

Jadi mana yang sering Anda berikan terlebih dahulu, menjawab salam, uang, atau "maaf aja"? Hehee....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun