"Sukses dulu, Baru Cinta"
Meski definisi dari kata "Sukses" tak serta merta harus sama, misalnya menjadi kaya raya, memiliki rumah, memiliki karier yang cemerlang, pendidikan yang tinggi, atau apapun itu yang membanggakan diri seseorang. Namun pada kenyataannya, memang sebagian orang banyak yang mendefinisikan kata "Sukses" demikian. Mereka lebih memilih mengesampingkan urusan percintaan untuk mencapai beberapa tujuan lainnya lebih dulu. Padahal definisi sukses secara sederhana adalah mencapai apa yang sudah menjadi tujuannya.Â
Lantas bagaimana dengan orang yang mati-matian berjuang untuk urusan pendidikan, karier, dan percintannya? Apakah bisa dikatakan gagal ketika salah satu dari hal tersebut tak tercapai sesuai tujuannya dari awal? hemmm. Misalnya dalam urusan percintaan.Â
Bertahun-tahun pasangan kekasih menjalani masa berpacaran untuk ke arah yang lebih serius (menikah), namun pada akhirnya hubungan tersebut harus berakhir begitu saja alias putus karena suatu alasan. Padahal waktu yang dihabiskannya untuk mempertahankan hubungan tersebut cukup terbilang lama.Â
Hal seperti itu, persis seperti kejadian seleberitis yang sedang viral-viralnya di media massa kesayangan kita saat ini, yakni tentang "Pacarannya bertahun-tahun sama si LM, kok nikahnya malah sama si SR" jleeeb.Â
Dan kejadian tersebut saya rasa tak perlu diperjelas secara gamblang karena hampir semua masyarakat pun sudah tahu kalau berita ini mengarah kepada siapa.Â
Mengetahui berita viral tersebut, saya pun agak kaget mendengarnya. Bukan kaget karena asing dengan kejadian seperti itu, toh kejadian seperti itu sebenarnya sudah banyak terjadi di lingkungan masyarakat dari dulu. Tapi satu hal yang membuat saya kaget dalam kejadian tersebut adalah ketika saya ditanya seperti ini oleh sepupu saya;Â
"Lo ikut team LM atau team SR?"Â
Sambil buka-buka akun gossip di sosial media, saya cukup kaget, dan bingung untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Lagi pula tak ada alasan kuat bagi saya untuk memutuskan saya harus memilih jadi team LM atau team SR. Keduanya sama-sama tidak saya kenal, dan pastinya mereka juga tidak kenal saya hehehee.Â
Dari terciptanya dua kubu yang berlawanan ini jelas memberikan kesan menarik karena seakan masyarakat mampu berspekulasi dengan bebas tentang siapa pihak yang harus dibenarkan dan disalahkan dalam kejadian tersebut.Â
Perang komentar warganet di media sosial pun terus berdatangan saling tumpang tindih. Mulai dari yang membahas tentang teman makan teman, sebuah pengkhianatan, indahnya sebuah pernikahan, sampai pada tentang kerugian dari menjaga pasangan orang lain, Wew.