Tidak terasa sudah 70 lebih artikel yang saya buat di kompasiana, hingga pada akhirnya saya keliru juga dengan salah satu tulisan yang telah saya buat pada tanggal 13 Oktober 2016. Kurang lebih tulisan tersebut menjelaskan tentang lunturnya rasa nasionalis karena beberapa dari kita, bangsa Indonesia, telah terbiasa berbicara menggunakan bahasa asing yakni bahasa inggris.
Berawal dari beberapa waktu lalu, saat saya melihat salah satu postingan di instagram milik aktor tanah air yaitu Boy william, dalam postingannya, Boy mencoba memberikan penjelasan kepada salah satu netizen yang mengomentari cara bicaranya yang sok kebarat-baratan padahal dia tinggal di Indonesia, jadi kudu pake bahasa indonesia dong ngomongnya, wew. Tanggapan yang diberikan Boy kepada netizen memang cukup menampar sampai mendorong saya untuk menulis artikel ini. Dan begini tanggapan yang ditulis aktor tersebut :
Kenapa saya setuju dengan pernyataan itu ? karena saya ada pengalaman yang serupa. Jadi saat itu saya ada kuliah dan duduk di barisan anak laki-laki, toh pikir saya biar bisa cengengesan ngobrol-ngobrol. Nah, teman di hadapan saya tiba-tiba nyanyi lagu bahasa inggris, namun bukan itu yang buat saya kaget, melainkan reaksi teman di samping saya, dia bilang begini "Lo emang gak malu sama diana, jat, nyanyi lagu begitu ?" dan jreeeng, teman saya mendadak berhenti bernyanyi sambil mesem-mesem.Â
Tanpa perlu pikir panjang saya mampu menangkap maksud dari pertanyaan teman saya ini. Secara tak langsung dia mencoba meledek teman saya yang notabenenya memang kurang mampu berbahasa inggris ini, dan membandingkannya dengan saya.
Ternyata Saya Keliru dengan Tulisan Sendiri
Pada tanggal 13 Oktober 2016 saya pernah menulis artikel yang kurang lebih menyatakan bahwa terlalu sering berbicara bahasa inggris mampu melunturkan rasa nasionalis, apalagi WNI tulen tersebut jadi tak mampu berbahasa indonesia sama sekali. Dan pernyataan itu ternyata "Salah" !!! karena semakin berjalannya waktu, kita memang tak bisa lepas dari bahasa internasional tersebut. Untuk menyadarinya, saya tak perlu jauh-jauh melihat masyarakat indonesia yang semakin asik menggunakan bahasa inggris dalam kesehariannya, karena dalam diri saya sendiri pun mulai menyadari hal ini.
Jujur, saat di sekolah sampai kuliah  satu-satunya pelajaran yang tak perlu saya takuti atau waspadai saat jamnya tiba adalah pelajaran bahasa inggris, toh saat usia anak-anak pun saya sedikit-sedikit sudah dikenalkan dengan bahasa inggris, saat itu saya suka main game The sims yang menggunakan bahasa inggris, sampai sekarang sudah Sims 4 pun saya masih beli expansion packs-nya. Hanya saja saat sekolah saya tak terlalu sering menggunakannya selain pada lagu, status di media sosial, berbicara dengan orang asing dan hal tertentu saja.Â
Namun semakin berjalannya waktu ternyata bahasa inggris semakin banyak digunakan di Indonesia, bahkan gaya-gayaan sambil mencampur adukan bahasa inggris dengan bahasa indonesia pun sudah tak bisa disalahkan lagi saat ini. Tukang gado-gado di dekat rumah saya pun tak bisa lepas dari kata "OTW" yang merupaka hasil dari singkatan on the way dalam bahasa inggris, kalau ditanya kepanjangan dari singkatan OTW
Si tukang gado-gado tersebut bisa saja tidak tahu, tapi dia pasti paham maksudnya. Bukankah hal sederhana itu cukup membuktikan bahwa saat ini, kita memang tak bisa lepas dari bahasa inggris. Penting gak penting, mampu berbahasa inggris memang penting dan semakin terasa manfaatnya dari waktu ke waktu.
Saya benar-benar keliru dengan tulisan sendiri pada tanggal 13 Oktober 2016. Dan untuk teman-teman saya yang mencoba membandingkan tulisan tersebut dengan keadaan saya saat ini yang sering ngoceh pakai bahasa inggris, tulis status di media sosial pakai bahasa inggris, nyanyi lagu bahasa inggris, bahkan ketawa dan nangis pun pakai bahasa inggris, yaaa, saya akui saya keliru dan minta maaf. So, fight your fear and speak up! Sebab negara ini butuh orang-orang yang mau berkembang dan berani bersaing, bukan yang muter-muter di zona itu itu aja.