Mungkin sedikit telat atau telat banget saya membahas film yang sudah dirilis pada akhir tahun 2017 ini. Tapi tak masalah ya, daripada tak ada yang ditulis sama sekali hehehee. Awalnya saya tidak tertarik untuk menonton film The Greatest Showman sepulang kuliah dengan teman saya, toh karena berbarengan dengan film Insidious (The last key) jadi saya lebih memilih menonton film isidious saja, dan berpisah studio lah saya dengan teman saya ketika menonton di bioskop.Â
Selesai menonton film isidious, seperti biasa, kami akan bercerita tentang film yang sudah ditonton masing-masing. Menariknya teman saya ini sepanjang menuju arah pulang melulu menyanyikan salah satu soundtrack dari film The Greatest Showman, dia bilang kalau soundtracknya keren-keren. Tapi tetap saja saya belum penasaran dan enggan menonton filmnya, lagi pula teman saya sudah beri saya spoiler filmnya bahwa konfliknya adalah si pemeran utama akan bangkrut, jaaah.
Film The Greatest Shwoman yang berdasarkan kisah nyata dari sosok Phineas Taylor Barnum (diperankan oleh Hugh Jackman) ini memang sederhana saja menurut saya. Berawal dari kisah seorang anak tukang jahit yang miskin bernama Barnum, ia jatuh cinta kepada Charity (diperankan oleh Michelle Williams) seorang gadis dari keluarga ningrat.Â
Meski mendapatkan pertentangan dari keluarga Charity karena bagaikan langit dan bumi kisah cintanya, namun Charity mampu menerima Barnum apa adanya sampai mereka menikah, hidup sederhana dan memilik 2 orang gadis kecil yang pintar. Disitulah perjuangan P.T. Barnum bermulai, berkat kegigihan dan dukungan dari keluarga kecilnya, akhirnya Barnum mampu menciptakan dunia bisnis yang sukses dalam sebuah pertunjukan sirkus miliknya. Sekejap saja kehidupan keluarga P.T. Barnum berubah menjadi terhormat, hingga orang tua Charity pun mengakui kesuksesan dari sosok Barnum. Namun sayang, kesuksesan ternyata turut merubah sifat Barnum menjadi sombong di hadapan orang-orang yang dekat dengannya.
Sederhana saja kan alur cerita dari filmnya ? dan jujur, saya pun tertarik menonton filmnya lantaran mendengar salah satu soundtracknya di radio, hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya. Dan hasilnya jreeeng, bukan Bill Condon namanya kalau tak bisa menciptakan film musikal yang akan berkesan di hati para penontonnya, seperti pada film Beauty and the Beast (2017) yang sukses ia garap.
Kali ini, berkat lagu-lagu pengiring yang diciptakan oleh Justin Paul, akhirnya film The Greatest Showman hasil garapan Bill Condon berhasil menghentakan emosi yang luar biasa pada diri penonton dalam setiap alur ceritanya. Berikut adalah beberapa soundtrack lagu dari film The Greatest Showman yang membuat semangat penonton muncul bersamaan dengan para pemain film tersebut :
A Million Dreams
![Sumber : http://www.bttiantangs.com (Barnum dan Charity saat masih kecil)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/25/43089044303639701822-thumb-5b0778a4ab12ae41e305b752.png?t=o&v=770)
Come Alive
Lagu ini masih sama, memiliki makna untuk tak menyerah begitu saja dalam menjalani hidup ini. "Come alive, come alive, come alive" atau hiduplah !! seakan menghentakan emosi para penonton ketika melihat Barnum memulai pertunjukan pertamanya bersama para pemain sirkusnya yang aneh, sambil menyanyikan lagu ini Barnum mencoba untuk memberikan semangat kepada para pemain sirkusnya.