Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dia yang Terlelap di Dalam Bus

18 April 2018   16:58 Diperbarui: 18 April 2018   17:02 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.gettyimages.co.uk

Tadi malam, ada yang tak sempat menunggu maha karya di atas hamparan langit. Kala sinar bulan masih setia pada bintang-bintang. Dan pekatnya malam masih ditaburi oleh harapan setiap umat. Sambil berharap Sang kuasa mengirim bintang jatuh. Bukti pertanda baik untuk sebuah harapan.

Dialah yang terlelap di dalam bus. Yang tak sempat meminta bintang jatuh. Atau telah meminta bintang jatuh, namun tak mampu menunggu tuk memandangnya, karena terlelap di dalam bus.

Dia yang terlelap di dalam bus. Pagi ini tetap terlelap meski panas dan bisingnya suasana bus. Mana tega musisi jalanan meminta barang seperak dua perak. Bukan tak ada yang dapat diminta. Bermodalkan pengertian, musisi jalanan paham kalau ada yang belum tuntas tadi malam. Pada dia yang terlelap di dalam bus.

Dia yang terlelap di dalam bus, sekarang waktunya bangun. Meski tak tuntas lelap di dalam bus, cepat turun dari bus, dan selesaikan tugas yang dianggap tuntutan hidup. Banyak benang kusut yang perlu diluruskan. Sebelum berubah menjadi genderang dalam pikiran.

Dia yang terlelap lelah di dalam bus, menyambung lelapnya kembali di waktu petang menuju arah pulang. Dan tak sempat menunggu bintang jatuh, lagi.

Tangerang, 18 April 2018
Diana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun