Kebetulan di tahun 2018 ini saya baru saja menjadi mahasiswa semester 8 hehee pamer. Perasaan antara senang, terharu, kaget, puyeng dan bingung, semua tercampur aduk jadi satu. Namun di antara perasaan itu semua, ada satu pertanyaan yang sering membuat saya bingung akhir-akhir ini, yaitu "Sudah tepatkah pilihan saya selama ini ?"
Karena dalam perjalanan hidup seorang anak tentu lah tak lepas dari masukan orang tua ketika mengambil keputusan, dimulai dari memilih warna baju upin-ipin yang akan dibeli sampai pada memilih sekolah yang sesuai untuk mengemban pendidikan. Dari hal kecil sampai pada pilihan besar yang menyangkut masa depan pasti akan melibatkan orang tua di dalamnya, meski kadang kala keputasan yang diambil adalah jauh dari harapan orang tua.
Ketika beranjak dewasa, seorang anak akan lebih banyak dihadapkan oleh pilihan yang berat dan membingungkan. Bahkan tak jarang terjadi keributan antara anak dan orang tua lantaran berselisih pendapat untuk memilih keputusan yang harus diambil oleh sang anak.
Antara Cita-cita dan Keinginan Orang Tua pada Film "Timeline"
Meski menyajikan cerita tentang cita-cita yang hampir mirip-mirip dengan kebanyakan film lainnya, tapi film yang berasal dari Thailand berjudul "Timeline" ini berhasil memberikan alur cerita yang berbeda dengan kisah persahabatan dan cinta yang lebih dominan di dalamnya.
Berceritakan tentang sebuah keluarga kecil di pedasaan, sosok anak lelaki bernama Tan yang diperankan oleh Jirayu Tangsrisuk  ini mulai beranjak dewasa dan hendak memasuki masa perkuliahannya. Tan yang memiliki minat dalam seni harus dibuat bingung terhadap jurusan yang harus dia pilih, karena Mat (Ibu Tan) diperankan oleh Piyathida Woramusik menginginkan anak semata wayangnya ini kuliah di fakultas pertanian di daerahnya saja.
Keinginan Mat pun bukan tanpa alasan, melainkan Mat ingin Tan meneruskan profesi ayahnya yang sudah lama meninggal sejak Tan masih kecil. Mat yang membesarkan Tan seorang diri harus berjuang melanjutkan dan mengurus perkebunan dari peninggalan mendiang suaminya tersebut.Â
Disitulah harapan Mat yang begitu besar sehingga membuat Tan harus sembunyi-sembunyi mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa jurusan seni di Universitas Bangkok. Berhasil memasuki jurusan yang Tan inginkan ternyata tak memberikan kepuasan tersendiri bagi Tan, dengan hadirnya berbagai konflik yang pada akhirnya membuat Tan berfikir untuk pindah ke fakultas pertanian, sesuai apa yang ibunya harapkan.
****
Film tersebut memang memiliki ending yang berbeda dengan film kebanyakan di mana seorang anak yang menentang keinginan orang tua ternyata bisa sukses dan mampu mewujudkan cita-citanya sendiri. Pada film Timeline berceritakan tentang seorang anak yang pada akhirnya merasa lelah dan menyerah dengan cita-citanya sendiri, tentu hal seperti itu banyak ditemukan dalam kehidupan nyata, namun menariknya dalam film tersebut adalah tak terjadi konflik saling menyalahkan ketika apa yang sudah dijalani tidak sesuai dengan harapan atau gagal.
Dalam kisah nyata misalnya ketika seorang anak memutuskan untuk mengajar cita-citanya menjadi seorang cita-citata eh jadi seorang penyanyi maksudnya, sementara orang tuanya berharap anaknya ini menjadi seorang pengacara (misalnya) namun pada akhirnya si anak ini menyerah dalam mewujudkan keinginannya sendiri.Â