Tuhan menganugrahi negeri pertiwi ini dengan perbedaan yang luar biasa, maka sudah seharusnya lah menyambut anugrah yang diberikan dengan penuh rasa syukur. ada banyak etnis di dalam lingkungan sekolah negri, ada etnis jawa, minang, batak, tionghoa dan lainnya, tentu sudah terbayang bermacam-macam karakter yang katanya sih emang udah adatnya begitu. tapi hal tersebut bukan lah alasan untuk tak menjalin hubungan persahabatan dengan baik, seperti yang banyak diketahui bahwa stereotip terhadap enits tionghoa memang masih kental sampai saat ini. namun itu tak jadi masalah, aku berkawan baik dengan mereka dan malah sesekali kami sering bercanda memberikan julukan kepada kawan-kawan ku tentang stereotip yang tumbuh pada daerah asal mereka.Â
Contohnya aku kadang bercanda dengan kawanku yang dari batak dengan ledekan "woi butet/lai" hehee, atau kadang aku juga bercanda dengan julukan "padang bengkok" atau yang lebih lucunya kawan-kawan ku kadang meledek dengan singkatan seperti "jawir" yang arti nya maaf "jawa irit" atau "cipuy" yang artinya china puyeng dan "cika" yang artinya china kampung. tapi kami tak pernah marah dan malah tertawa ngakak karena keunikan yang mewarnai negri tercinta Indonesia ini, jadi kalau katanya ada etnis minoritas yang akan didiskriminasi itu justru salah, karena kami memang berkawan baik disini.
Belajar untuk saling menghormati dalam bentuk toleransi memang sangat indah dirasakan, apalagi ketika kita menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan. waaah pasti sang garuda semakin bangga mencakar erat semboyan "Bhinneka Tunggal Ika", sebetulnya setiap perbedaan akan selalu kita jumpai bukan hanya disekolah negri saja, di sekolah swasta pun bisa dan dimana saja pasti ada, bahkan ketika di dalam angkutan umum sekalipun. aku sangat menikmati bentuk persahabatan yang menawarkan sikap saling menghormati ini, dimulai dari keberagaman cara kami berdoa, nada berbicara, sampai mengucapkan syukur sangatlah mengharukan. jadi mulai sekarang tak perlu takut lagi kalau kaum minoritas akan didiskriminasi di sekolah negri, toh pelajaran toleransi selalu ada dalam buku kehidupan kita sehari-hari. indahnya Indonesia ku atas semua karunia mu Tuhan, terimakasih.
Â
Tangerang, 30 September 2016
Diana