Salah seorang peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (Undip) yang bertempat di Desa Mereng, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, Aldi Arga Yudha ciptakan perangkat efisien untuk pemupukan jagung. Alat tersebut ia namakan dengan Inferto.
Inferto, dijelaskan Yudha sapaan akrabnya, terbuat dari paralon berongga berukuran 2 inchi yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan pupuk. Pupuk dikeluarkan melalui nozel yakni gabungan dari paralon ukuran ½ inchi dan ¾ inchi yang memanfaatkan kerja pegas.
“Ada lubang sayatan di bawah untuk mengeluarkan pupuknya. Nozelnya pakai pegas, saat pegas dalam posisi normal akan tertutup dan saat posisi meregang akan terbuka,” tarang Yudha.
Yudha mengatakan, pemupukan menggunakan inferto akan menghasilkan besar lubang tanah yang sama sehingga dosis pupuk yang diberikan pun akan sama di setiap lubangnya. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas.
Jika dibandingkan dengan pemupukan manual, lanjut Yudha, inferto mampu membantu memelihara kesehatan tulang khususnya daerah punggung. Pemupukan manual mengharuskan petani membungkuk untuk memasukkan pupuk menggunakan sendok ke dalam tanah. Banyak anggota tubuh yang “ikut bekerja” melalui aktivitas ini, sehingga sangat mudah menimbulkan rasa lelah.
“Pemupukan manual lebih susah karena petani masih pakai tangan terus pupuk disendokkan satu persatu. Pakai inferto lebih efisien karena pupuk tinggal ditusukkan ke tanah tanpa perlu membungkuk,” tambahnya.
Yudha berharap, Kelompok Tani Bahagia V yang menjadi sasaran program merasa terbantu dan dapat memanfaatkan alat tersebut dengan sebaik-baiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H