Jenggala belantara masih meninggalkan aroma khasnya. Rentetan batang coklat masih enggan bergeser dari tempat semulanya. Kicauan kukila terdengar adiwarna nan selesa. Rumput-rumput pendek mulai mendayu, meliuk, tak berpegang teguh. Gesekan langkah membentuk angka satu hingga tujuh.
“1, 2, 3, semua maju!”
“Siap, maju”
Susunan batako membentang membentuk lapangan dengan titik tengah logo kebanggaan. Baret biru tersemat pada tiap-tiap kepala yang berbanjar. Jejeran sepatu dislap hitam terlihat silau dari aksa.
“Sudah tiga bulan kalian di tempah di tempat ini, saatnya kalian diberangkatkan ke medan tugas. Misi perdamaian. Sanggupkah kalian?”
“Siap”
“Jaga nama bangsa!”
“Siap”
“Jaga nama dan prestasi, di mananapun kalian ditempatkan!”
“Siap”
“Saya akan memberikan waktu 5 menit untuk bertemu keluarga, sebelum kalian diberangkatkan. Manfaatkan waktu itu dengan baik”