Perlahan, orangtua dan Akang akhirnya bisa menerima kenyataan pahit itu. Mereka sadar bahwa apa yang digariskan oleh Tuhan tentu ada hikmah baik yang tersembunyi. Akang mulai kembali bersemangat. Ia meneruskan pendidikannya di Sekolah Luar Biasa. Di sekolah yang baru ia mempelajari huruf braille, mempelajari banyak ilmu dan bergaul dengan teman senasib seperjuangan.
Dalam kesehariannya, Akang juga sama sekali tidak merasa minder terhadap mereka yang normal. Ia bisa menyesuaikan diri dengan baik. Dan satu terpatri dalam hatinya, ia bercita-cita ingin menjadi seorang penyiar radio. Mungkin hal itu sulit secara nalar, namun ia tidak patah semangat dan terus belajar.
Pada akhirnya takdir mempertemukan Akang dengan seorang pemilik stasiun radio. Akang mengutarakan keinginannya untuk menjadi penyiar. Setelah menjalani beberapa tes, akhirnya Akang diterima bekerja. Rasa penasaran tentu mendera orang-orang yang mengetahui keadaannya sebagai tunanetra, bagaimana ia bisa melaksanakan tugasnya tersebut. Yah, ternyata ia men-setting handphone miliknya secara khusus menggunakan huruf braille. Sehingga ia sama sekali tidak menemui kendala saat membaca pesan sms maupun WhatsApp dari pendengar yang request lagu.
Maka rasa penasaran saya terjawab sudah. Penggunaan huruf braille di handphonenya juga bermanfaat saat ia melakukan order di Gojek juga atau apa pun yang berhubungan dengan seluler. O ya, sebagai tambahan informasi tentang Akang, ia aktif juga di media sosial Facebook untuk mengunggah aktivitas kesehariannya.
Di Facebook, ia sering membagikan kegiatannya sebagai pengamen di Malioboro, Yogyakarta. Ia melakukannya bersama teman-temannya. Sering Akang dan teman-temannya juga menggelar kerja sosial dimana dari hasil ngamennya ia sumbangkan untuk korban bencana alam. Luar biasa ya! Dalam keterbatasannya ternyata mereka para tunanetra itu tetap ingin berbagi.
Mengenai kehidupan rumah tangganya, Akang memiliki seorang istri yang juga seorang tunanetra dan dua anak yang normal. Saya pribadi membayangkan bagaimana saat mereka mengasuh anak-anak mereka sedari kecil? Merawat kedua anak mereka sejak bayi hingga saat ini? Tentu sungguh sulit bukan? Belum lagi mereka harus menghidupi anak-anak mereka. Namun buktinya mereka bisa.
Oh ya, Akang merupakan seorang berprestasi lho. Beberapa kali ia ikut dalam lomba dan menyabet gelar juara. Prestasi terakhirnya, ia menjadi juara harapan ke-3 stand up comedy yang digelar di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta baru-baru ini. Wow!
Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan sosok Akang. Ia adalah seorang tunanetra yang luar biasa. Ramah, murah senyum dan selalu bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Darinya saya banyak belajar bahwa keterbatasan janganlah menghalangi kita untuk mencapai tujuan atau cita-cita, jangan pernah. "Don't Limit Your Challenges but Challenge Your Limits".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H