Nama : Diana Marsono
NIM : 42321010027
Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Universitas Mercubuana
Tahap Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Teori moral merupakan perilaku serta sikap individu yang didasari oleh nilai nilai hukum yang terletak di lingkungan tempat ia hidup. Jadi orang bisa dikatakan bisa mempunyai teori moral merupakan kala orang telah hidup dengan mentaati hukum hukum yang berlaku di tempat ia hidup.
Sebaliknya bagi Lawrence Kohlberg, tahapan pertumbuhan teori moral merupakan dimensi dari besar rendahnya teori moral orang bersumber pada pertumbuhan penalaran teori moralnya. Teori pertumbuhan moral kohlberg yang dikemukakan oleh Psikolog Kohlberg membuktikan kalau perbuatan moral bukan hasil sosialisasi ataupun pelajaran yang diperoleh dari Kerutinan serta perihal perihal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan( Sunarto, 2013: 176).
Tidak hanya itu Psikolog Kohlberg pula menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari sikap moral( Moral Bahavior). Dalam perkembangannya Psikolog Kohlberg pula melaporkan terdapatnya tingkatan tingkatan yang berlangsung sama pada tiap kebudayaan. Dalam penelitiannya Lawrence Kohlberg sukses memperlihatkan 6 sesi dalam segala proses berkembangnya pertimbangan moral anak serta orang muda. Keenam jenis sempurna itu diperoleh dengan mengganti 3 sesi Piaget/ Dewey serta menjadikannya 3" tingkatan" yang tiap- tiap dipecah lagi atas 2" sesi". Ketiga" tingkatan" itu merupakan tingkatan prakonvensional, konvensional serta pasca- konvensional.
Tingkatan 1( Pra- Konvensional)
Penalaran pra- konvensional merupakan tingkatan yang sangat rendah dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada tingkatan ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai- nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan( hadiah) serta hukuman ekternal. Semacam dalam sesi heteronomous Piaget, kanak- kanak menerima ketentuan figur otoritas, serta aksi yang dinilai oleh konsekuensi mereka. Sikap yang menyebabkan hukuman ditatap sebagai kurang baik, serta mereka yang menuju pada penghargaan dilihat sebagai baik. Tingkatan pra- konvensional dari penalaran moral biasanya terdapat pada kanak- kanak, meski orang berusia pula bisa menampilkan penalaran dalam sesi ini. Seorang yang terletak dalam tingkatan pra- konvensional memperhitungkan moralitas dari sesuatu aksi bersumber pada konsekuensinya langsung. Tingkatan pra- konvensional terdiri dari 2 tahapan dini dalam pertumbuhan moral, serta murni memandang diri dalam wujud egosentris:
* Orientasi kepatuhan dan hukuman.
Orientasi hukuman serta kepatuhan( punishment and obedience orientation) yakni sesi awal dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi ini pertumbuhan moral didasarkan atas hukuman, seorang memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari aksi mereka yang dialami sendiri. Sebagai contoh, sesuatu aksi dikira salah secara moral apabila orang yang melaksanakannya dihukum. Terus menjadi keras hukuman diberikan dikira terus menjadi salah aksi itu. Sebagai bonus, dia tidak ketahui kalau sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini dapat dilihat sebagai sejenis otoriterisme. Kanak- kanak pada sesi ini susah buat memikirkan 2 sudut pandang dalam dilema moral. Dampaknya, mereka mengabaikan hasrat orang- orang serta bukan fokus pada ketakutan otoritas serta menjauhi hukuman sebagai alibi buat berlagak secara moral.
* Orientasi minat pribadi