Mohon tunggu...
Diana NovitaPermataSari
Diana NovitaPermataSari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pendidik

Menjadi pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan Negeri. Hobi utama membaca, sekarang sedang giat berlatih menulis, dan sangat suka jalan-jalan, kadang kulineran, dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karnaval 1, Pesta Rakyat, dan Hilirisasi Nikel

19 Agustus 2023   19:42 Diperbarui: 19 Agustus 2023   20:10 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: koleksi pribadi 

Jam satu siang atau lebih, langit biru cerah, sebagian besar ditutupi oleh awan putih yang berarak. Udara panas dan berdebu. Jalanan dipadati orang-orang, baik yang berhenti di tepi jalan atau pun yang hilir mudik di jalan tersebut.

 

Arak-arakan karnaval, yang berisi orang-orang dengan seragam tertentu, orang-orang dengan kostum tertentu, replika-replika raksasa tertentu, memanjang, terus bergerak, tidak terputus. Sudah ada sekitar lima kelompok yang maju ke depan, dan sekarang adalah kelompok yang ke enam, dan seterusnya.

Suara musik dari tata suara-tata suara yang yang disewa, yang menggunung, yang diangkut di atas mobil-mobil bak terbuka, juga hingar-bingar, tidak berhenti, sambung menyambung, dan susul-menyusul.

Suara hingar bingar musik yang ada di depanku saat ini adalah musik yang berjudul Prau Layar, berasal dari tata suara yang dibawa oleh sebuah mobil bak terbuka berwarna putih. Di atasnya ada lima orang bapak-bapak yang mengenakan kaos bebas yang berwarna-warni, yang santai sambil merekok, menggoyangkan badan dan kepalanya, bagai minum obat-obatan yang membuat mereka melayang.

Di belakang mobil bak terbuka warna putih tersebut adalah para remaja putri yang mengenakan leging hitam, kain jarik selutut, dan kaos krem lengan panjang, dan mahkota-mahkota dari kertas emas, semuanya juga berjoget-joget mengikuti musik Prau layar.

Di belakangnya lagi, adalah remaja dan ibu-ibu, campur, yang mengenakan kostum celana hitam dan kaos hitam, juga mengenakan jarik, juga ikut berjoget, tata rias mereka sudah luntur berantakan tapi mereka tidak peduli. 

Di belakangnya lagi adalah musik yang berjudul We Are the Champion, gadis-gadis berdandan dengan kebaya hitam dan kain jarik, ada juga seorang gadis yang berdandan mewah dan cantik mengenakan kostum Garuda, semua juga berjoget tanpa peduli. 

Di belakangnya lagi adalah para remaja dan ibu-ibu dengan seragam kebaya biru dan kain jarik senada, dengan mahkota dari kertas berwarna merah putih, berias, juga ikut berjoget, rapi, yang menandakan mereka berlatih dengan baik.

Lalu tiba-tiba ada seseorang yang mengenakan kostum gederuwo yang berlari dengan begitu kencangnya dan mencari perhatian banyak orang, namun beberapa saat kemudian, karena berlari terlalu kencangnya, dia menabrak sebuah tiang dan terjatuh, yang entah itu disengaja atau hanya akting, tapi begitu alami, yang menimbulkan jeritan semua orang yang melihatnya, terutama ibu-ibu, lalu setelah mereka menjerit, mereka menertawakannya dan mencemoohnya dengan kata-kata "sukur..!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun