Titik Romandhonah, Muhammad Ridho Alfadillah, Diana Artha Dahliaty
Terbentuknya Provinsi Riau merupakan perpecahan dari Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Riau Daratan kini lebih dikenal dengan sebutan Provinsi Riau sedangkan Riau Kepulauan yang kini lebih dikenal dengan sebutan Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI) (Nurhikmah, Febrian, & Fera, 2019).Â
Provinsi Riau memiliki baju adat khas daerahnya sendiri yaitu kebaya labuh dan teluk belanga yang memiliki corak khas tersendiri (Hasanuddin, 2017). Karena masih kurangnya rasa cinta masyarakat terhadap budaya lokal yang mereka miliki dan juga ketidaktahuan mereka tentang potensi apa yang sebenarnya tertanam dalam corak ukiran khas Melayu sehingga jarang sekali adanya eksplorasi mengenai potensi-potensi budaya tersebut apabila ditinjau lebih lanjut dari aspek intelektualitas budaya setempat.Â
Salah satu tolak ukurnya adalah aktivitas matematis yang mungkin ada dalam praktek kehidupan masyarakat. Hal ini sering dikenal dengan istilah etnomatematika.Â
Menurut (Barton, 2006) ethnomathematics mencakup ide-ide matematika, pemikiran dan praktik yang dikembangkan oleh semua budaya. Matematika yang indah dapat ditemukan melalui artefak budaya. Misalnya pola-pola geometris yang ditemukan seni arsitektur (Abas, 2001), songket (Embong, Maizan, & Aziz, 2010), dan anyaman.Â
Pengaitan keindahan pola-pola geometris semacam ini dengan matematika bermuara pada pengaitan antara matematika dan budaya. Sebagai hasil dari perkembangan budaya yang berbeda, matematika memungkinkan memiliki bentuk yang berbeda dan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat penggunanya.Â
Etnomatematika juga dapat ditemui pada perancangan busana melayu., khususnya rancangan busana cekak musang.
Keterangan:
AB = CD = ½ lebar bahu
AD = BC = Labuh baju
CE = Lebar pangkal lengan