Mohon tunggu...
Diana Artha
Diana Artha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Sultan Agung

Saya seorang mahasiswa salah satu universitas swasta di Semarang dengan program studi Pendidikan Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kendala IKM pada Proses Pembelajaran di Sekolah Kejuruan

12 Januari 2023   10:27 Diperbarui: 12 Januari 2023   10:34 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aulia Rizka Maulida, Tia Herlina Putri, Diana Artha Dahliaty, Muhamad Rifki M. R.

Kurikulum memiliki arti penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai arahan dan pedoman dalam pelaksanaan Pendidikan. Setelah kemerdekaan, tercatat bahwa kurikulum di Indonesia sudah mengalami pergantian hingga kurang lebih sepuluh kali. Mengutip dari buku Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia dari Kemendikbud, perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konstelasi politik, sosial, dan budaya bangsa Indonesia yang selalu berkembang dari satu masa ke masa berikutnya.

Indonesia telah banyak mengalami perubahan kurikulum, di antaranya kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan terakhir 2013. Perubahan kurikulum sering dipengaruhi oleh faktor politik. Contohnya kurikulum 1964 disusun untuk meniadakan MANIPOL-USDEK, kurikulum 1975 digunakan untuk memasukkan Pendidikan Moral Pancasila, dan kurikulum 1984 digunakan untuk memasukkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Kurikulum 1994, di samping meniadakan mata pelajaran PSPB juga untuk mengenalkan kurikulum SMU yang menjadikan Pendidikan umum sebagai pendidikan persiapan ke perguruan tinggi.

Pada Februari 2022 lalu, Kemendikbudristek resmi luncurkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya. Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Sehingga nantinya, guru memiliki kekuasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.. Kurikulum ini untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Pengimplementasian kurikulum merdeka khususnya di sekolah kejuruan di Indonesia sudah terealisasikan dengan baik. Tenaga pendidik juga sudah merancang pembelajaran terhadap materi esensial sesuai karakteristik kurikulum merdeka yang berhubungan dengan jurusan yang ada. Proses Pembelajaran di sekolah kejuruan menggunakan metode pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan PJBL (Project Based Learning) yang di sesuaikan dengan jurusan. Oleh karena itu, terdapat pemilahan materi yang cocok yang berkaitan dengan penjurusan. Dalam pembelajaran, tahapan pembelajaran dilakukan sesuai dengan fasenya. Pertanyaan pemantik juga diberikan untuk menstimulasi pemikiran siswa dimana pertanyaan pemantiknya berkaitan dengan permasalahan kontekstual yang ada di lingkungan sekolah. Pembelajaran bermakna juga dilakukan dengan pemberian materi yang sesuai dengan jurusan. Kemudian, jurusan memberikan proyek berupa praktek sehingga siswa mengalami sendiri. Pada saat siswa mengalami sendiri maka pembelajaran tersebut akan menjadi bermakna dan akan diingat dalam jangka waktu yang lama.

Pembelajaran di sekolah kejuruan memiliki beberapa kendala dalam pengimplementasian kurikulum merdeka. Adapun beberapa kendalanya yaitu dalam pemberian PJBL (Project Based Learning) pada proses pembelajaran dimana guru tidak leluasa memberikan project. Hal itu dikarenakan wewenang pemberian project pada sekolah kejuruan dilimpahkan pada jurusan. Guru hanya diberikan materi yang berhubungan dengan project yang akan diberikan oleh jurusan. Guru juga mengalami kesulitan dalam menemukan ide pembelajaran yang  sesuai di sekolah kejuruan. Selain itu, kendala yang dihadapi berupa kurangnya pendanaan untuk menunjang pembelajaran jika diberikan sebuah project. 

Dalam mengatasi kendala kurangnya ide pembelajaran diperlukan pemberdayaan guru yang bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang terbaik dalam perencanaan yang lebih baik,  untuk keterlaksanaan program yang lebih baik sehingga mendapatkan hasil yang  lebih  baik  dan  untuk  meningkatkan  rasa  memiliki  dan  tanggung  jawab  atas keputusan.  Dan  dapat  dikatakan  pemberdayaan  guru  ini  berfokus  untuk meningkatkan kemampuan guru untuk menuju optimalisasi yang sebenarnya sesuai dengan standar yang ada dan dibutuhkan.

Kendala dalam mengatasi kurangnya fasilitas berupa pendanaan dapat dikonsultasikan dengan pihak manajemen pembiayaan sekolah. Setiap sekolah tentunya memiliki suatu manajemen khusus yang mengurusi tentang pembiayaan Pendidikan. Jika dalam proses pembelajaran diperlukan suatu pendanaan untuk mendukung terlaksanakannya project maka guru dapat mengajukan proposal kegiatan project kepada pihak yang mengatur manajemen pembiayan pendidikan. Hal itu dilakukan karena manajemen pembiayaan pendidikan berperan penting dalam penunjangan pengadaan dan perencanaan fasilitas pembelajaran sehingga akan meningkatkan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar disekolah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun